Pages

Rabu, 28 Oktober 2015

Student Team Achievement Division (STAD)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
  “Student Team Achievement Division (STAD)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOIMfn0hZy8tNo1Ou2ma4HoqtDvOJ4rYQTz6YnJvHvgPT8LzM5AFsc24YGN3ug3TkxzK2zRgBp2GIgfAMSyDX0SoXUAl3wad8cyiEP6tN-tk6nnzkxH0JkXcudb0zZScHUE-62hCW-0Fw/s280/logo+UIN+Suka.jpg

Disusun Oleh :
Arin Baharsati                               10420043
M Fahaddudi                                10420056
R.Z. Rizky Satria Wiranata           11420086
Muhammad Adib                          11420064
Fatimah Azzahra Mutmainnah      12420007
Rahmat Danar Duhri                     12420102


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Upaya pembaharuan di bidang pendidikan pada dasarnya diarahkan pada usaha antara lain: penguasaan materi, media dan model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal antara guru dan siswa.
            Beberapa faktor yang dipandang sebagai penyebab masalah adalah: (1) Metode pembelajaran yang digunakan guru sering monoton. Metode ceramah merupakan metode yang secara konsisten digunakan oleh guru dengan urutan menjelaskan, memberi contoh, latihan dan pekerjaan rumah. Tidak ada variasi metode pembelajaran guru berdasarkan karakteristik materi yang diajarkannya, (2) Guru jarang sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan teman-temannya atau dengan guru dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang penting. (3) Pengajaran yang dilakukan oleh guru lebih menekankan pada manipulasi matematis, mereka mulai dengan definisi konsep, kemudian menyatakannya dengan matematis. (4) Guru tidak memahami metode penyelesaian soal-soal secara sistematis. Guru hanya melihat hasil akhir dari soal-soal yang dikerjakan para siswa. (5) Guru lebih tertarik pada jawaban siswa yang benar tanpa menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan prosedur penyelesaiannya.
           Model pembelajaran yang digunakan oleh guru menentukan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus pandai memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh komponen yang ada secara optimal sehingga siswa dapat belajar secara aktif.
            Menurut uraian di atas perlu diciptakannya lingkungan belajar kelompok yang heterogen, dimana satu kelompok memiliki kemampuan yang merata (ada yang pandai dan ada juga yang bodoh atau sedang), laki-laki, perempuan.
Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan dan banyak diteliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions). Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling kerjasama, saling ketergantungan, aktif antarsesama dalam satu kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya.[1]









B.     Rumusan Masalah
1)   Apa konsep dasar dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)?
2)   Jelaskan komponen utama dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)
3)   Sebutkan beberapa prinsip dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)!
4)   Apakah tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)
5)   Bagaimana prosedur/langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)?
6)   Bagaimana materi pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran bahasa arab?
7)   Apa kelebihan serta kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)?














BAB II PEMBAHASAN
      1.            KONSEP DASAR / PENGERTIAN
Menurut Nurhadi (2004:116), Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.[2]
Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.[3]
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-senndiri dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode kelas.
Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa metode STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran, termasuk sains, yang didalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.[4]
STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang terdeinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung, dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.[5]

      2.            KOMPONEN UTAMA
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas (pengajaran), belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD):
1.       Pengajaran
  Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas.
   Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembanga dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a.       Pembukaan
ü  Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa  hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
ü  Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan      konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
ü  Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b.      Pengembangan
J  Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari   siswa dalam kelompok.
J  Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami    makna bukan hafalan.
J  Mengontrol pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
J   Memberi penjelasan mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah
J  Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.
c.       Latihan Terbimbing
#    Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.
#    Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
#    Pemberian tugas kelompok tidak boleh menyita wakti yang terlalu lama. Sebaikanya siswa mengerjakan satu atau dua masqalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.

2.             Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau  menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1)             Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama sama dan pindah kemeja kelompok.
2)             Berikanlah waktu kurang lebih 10 menit untuk memilih nama kelompok.
3)             Bagikan lembar kegiatan siswa.
4)             Serahkan pada siswa untuk bekerja samadalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan teman satu kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5)             Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan unyuk mengecek diri mereka dan teman teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum menanyakannya pada guru.
6)             Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan sebagainya.

3.      Kuis
            Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4.    Skor perkembangan

Nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap kelompok untuk meraih prestasi secara maksimal dan melakukan yang terbaik bagi dirinya berdasarkan prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai awal berdasarkan nilai rata-rata siswa secara individu pada tes yang telah lalu atau nilai akhir siswa secara individual dari semester sebelumnya.
5.     Penghargaan Kelompok

            Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan member sertifikan atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.[6]


      3.            PRINSIP-PRINSIP
a.         Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b.         Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.         Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang samadiantara anggota kelompoknya.
d.        Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e.         Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilanuntuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f.          Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.[7]
      4.            TUJUAN PEMBELAJARAN
Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Merka harus mendukung teman satu timnya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban msing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka boleh mendiskusikannya dari pendekatan penyelasaian masalah, atau mereka juga boleh saling memberikan kusia mengenai objek yang sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan satu tim lainnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.
Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bentu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya.tanggung jawab individual seprti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik sat sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya (kesempatan sukses yang sama), semua siswa punya kesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor sebelumnya maupun dengan membuat jawaan kuis yang sempurna, yang selalu akan memberikansor maksimum tanpa menghiraukan rata-rata skor terakhir siswa.
STAD lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas ketimbang metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu; Guru menggunakan pelajaran mereka sendiri dan materi-materi lain. Lembar kegiatan dan kuis sudah tersedia untuk hampir semua mata pelajaran untuk kelas 3-9, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk melengkapi atau mengganti materi-materi ini.[8]






      5.            PROSEDUR/LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah – langkah pembelajaran kooperatif model STAD
1.       Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar.
2.      Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
3.      Presentase dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikusai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara mengerjakannya.
4.      Kegiatan belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiakan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok , sehingga semua anggota menguasai dan masing – masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5.      Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang dipelajari  dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini ilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.




6.      Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.       Menghitung skor individu
Menurut Slavin (Trianto, 2007:55), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel penghitungan perkembangan skor individu
No.
Nilai Tes
Skor Perkembangan
1.
2.
3.
4.
5.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan dasar)
0 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin

b.        Menghitung Skor Kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata – rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.
c.          Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing – masing kelompok satu tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan prstsinya (kiteria tertentu yang ditetapkan guru).
STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru meggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi-materi ini.[9]

      6.            MATERI
STAD dapat digunakan bersama materi-materi kurikulum yang dirancang khusus untuk pembelajaran tim siswa yang disebarluaskan oleh John Hopkins Tom Learning Project atau dapat juga digunakan bersama materi-materi yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya atau juga dengan materi yang dibuat oleh guru.[10] Berikut adalah contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berkaitan dengan STAD yang dikutip dari skripsi Arif Eko Susanto, yang didalamnya terdapat materi mata pelajaran bahasa Arab.[11]
























      7.            KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001:17), yaitu:
a)    Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
b)   Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
c)    Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
d)   Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
e)    Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai kekurangan – kekurangan:
a.    Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b.    Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
c.    Menuntut sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat suka bekerja sama.[12]











BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Nurhadi (2004:116), Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu sisw bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-senndiri dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Skor kuis para siswa dibandingkandengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode kelas.
STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang terdeinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung, dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.
Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Merka harus mendukung teman satu timnya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban msing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka boleh mendiskusikannya dari pendekatan penyelasaian masalah, atau mereka juga boleh saling memberikan kusia mengenai objek yang sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan satu tim lainnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.
Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bentu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya.tanggung jawab individual seprti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik sat sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya (kesempatan sukses yang sama), semua siswa punya kesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor sebelumnya maupun dengan membuat jawaan kuis yang sempurna, yang selalu akan memberikansor maksimum tanpa menghiraukan rata-rata skor terakhir siswa.
STAD lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas ketimbang metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu; Guru menggunakan pelajaran mereka sendiri dan materi-materi lain. Lembar kegiatan dan kuis sudah tersedia untuk hampir semua mata pelajaran untuk kelas 3-9, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk melengkapi atau mengganti materi-materi ini.















DAFTAR PUSTAKA
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zuhri Qudsi, Saifuddin dan Fawad, Achmad. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
E Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Eko Susanto, Arif. 2012. Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Arab siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Ma’arif Borobudur Magelang. Yogyakarta.
Mawarningsih, Tri. Makalah Model Pembelajaran Kooperatif STAD, http://nhingz-anwar.Blogspot.com /2013/05/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html,






[1] Novi Damayanti, STAD, http://novidmynt.blogspot.com/2013/01/stad.html, Diakses pada pkl 10.02 Tgl 24-03-2014.
[2] Makalah STAD, http://3e-kelompok4.blogspot.com/2012/11/makalah-stad.html  diakses  pada pkl 10.09, tgl 24-03-2014.
[3] Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 74.
[4] Saifuddin Zuhri Qudsi dan Achmad Fawad, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 116
[5] Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 11-12.
[6] Iwan Sukma, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, http://citizenimages.kompas.com/citizen/view/ 138008-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-STAD, diakses pada pkl 10.18 tgl 24-03-2014.

[8] Robert E Slavin, Cooperative Learning... hlm. 21-13.
[9] Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD).
[10] Robert E Slavin, Cooperative Learning... hlm. 147.
[11] Arif Eko Susanto, Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Arab siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Ma’arif Borobudur Magelang, (Yogyakarta, 2012)
[12] Tri mawarningsih, Makalah Model Pembelajaran Kooperatif STAD, http://nhingz-anwar.Blogspot.com /2013/05/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html, diakses pada pkl 10.12 tgl 24-03-2014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar