MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
“Student Team Achievement Division (STAD)”
Disusun Oleh :
Arin Baharsati 10420043
M Fahaddudi 10420056
R.Z. Rizky
Satria Wiranata 11420086
Muhammad Adib 11420064
Fatimah Azzahra
Mutmainnah 12420007
Rahmat Danar
Duhri 12420102
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Upaya pembaharuan di
bidang pendidikan pada dasarnya diarahkan pada usaha antara lain: penguasaan
materi, media dan model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran
diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal antara guru dan
siswa.
Beberapa faktor yang dipandang sebagai penyebab masalah adalah: (1) Metode
pembelajaran yang digunakan guru sering monoton. Metode ceramah merupakan
metode yang secara konsisten digunakan oleh guru dengan urutan menjelaskan,
memberi contoh, latihan dan pekerjaan rumah. Tidak ada variasi metode
pembelajaran guru berdasarkan karakteristik materi yang diajarkannya, (2) Guru
jarang sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan
teman-temannya atau dengan guru dalam upaya mengembangkan pemahaman
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang penting. (3) Pengajaran yang dilakukan
oleh guru lebih menekankan pada manipulasi matematis, mereka mulai dengan
definisi konsep, kemudian menyatakannya dengan matematis. (4) Guru tidak
memahami metode penyelesaian soal-soal secara sistematis. Guru hanya melihat
hasil akhir dari soal-soal yang dikerjakan para siswa. (5) Guru lebih tertarik
pada jawaban siswa yang benar tanpa menganalisis kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dan prosedur penyelesaiannya.
Model
pembelajaran yang digunakan oleh guru menentukan kualitas proses dan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu guru harus pandai memilih strategi dan model
pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh komponen yang ada secara optimal
sehingga siswa dapat belajar secara aktif.
Menurut uraian di atas perlu diciptakannya lingkungan belajar kelompok yang
heterogen, dimana satu kelompok memiliki kemampuan yang merata (ada yang pandai
dan ada juga yang bodoh atau sedang), laki-laki, perempuan.
Salah satu model
pembelajaran yang sering digunakan dan banyak diteliti adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions). Dalam
pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling kerjasama, saling ketergantungan,
aktif antarsesama dalam satu kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang
telah ditetapkan sebelumnya.[1]
B. Rumusan Masalah
1) Apa konsep dasar dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD)?
2) Jelaskan komponen utama dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)
3) Sebutkan beberapa prinsip dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)!
4) Apakah tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)
5) Bagaimana prosedur/langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)?
6) Bagaimana materi pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)
pada mata pelajaran bahasa arab?
7) Apa kelebihan serta kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)?
BAB II PEMBAHASAN
1.
KONSEP DASAR / PENGERTIAN
Menurut
Nurhadi (2004:116), Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu
model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok atau tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota
kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis
kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar
sesama anggota tim.[2]
Tipe
ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang
menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal.[3]
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam
tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan
yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan, jenis
kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa
bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah
menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi
secara sendiri-senndiri dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling
bantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan
rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan masing-masing tim akan diberikan
poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang
mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor
tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan
sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk
presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan
waktu 3-5 periode kelas.
Perolehan nilai kuis setiap anggota
menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus
berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin
mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa metode STAD ini dapat
diterapkan untuk beragam materi pelajaran, termasuk sains, yang didalamnya
terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.[4]
STAD telah digunakan dalam berbagai mata
pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu
sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa
kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan
bidang studi yang terdeinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung,
dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta,
dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.[5]
2.
KOMPONEN UTAMA
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu
penyajian kelas
(pengajaran), belajar kelompok,
kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri
dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian selengkapnya
dari pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD):
1. Pengajaran
Tujuan
utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan
yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu
dimulai dengan penyajian kelas.
Penyajian
tersebut mencakup pembukaan, pengembanga dan latihan terbimbing dari
keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a. Pembukaan
ü Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa
hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang
menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
ü Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka
pada pelajaran tersebut.
ü Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat
mutlak.
b.
Pengembangan
J Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari
siswa dalam kelompok.
J Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami
makna bukan hafalan.
J Mengontrol pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan.
J Memberi penjelasan mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah
J Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok
permasalahannya.
c. Latihan Terbimbing
# Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.
# Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini
bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
# Pemberian tugas kelompok tidak boleh menyita wakti yang terlalu lama.
Sebaikanya siswa mengerjakan satu atau dua masqalah (soal) dan langsung
diberikan umpan balik.
2.
Belajar Kelompok
Selama belajar
kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru
dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi
lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali
guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan
dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab
pertanyaan.
Selanjutnya
langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1)
Mintalah anggota
kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama sama dan pindah kemeja
kelompok.
2)
Berikanlah waktu kurang
lebih 10 menit untuk memilih nama kelompok.
3)
Bagikan lembar kegiatan
siswa.
4)
Serahkan pada siswa
untuk bekerja samadalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung
pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing
siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan teman satu
kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman
satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan
jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman
saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan
itu.
5)
Tekankan pada siswa
bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu kelompok
dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar
kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi
penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan unyuk mengecek diri mereka dan
teman teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika
mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya
sebelum menanyakannya pada guru.
6)
Sementara siswa bekerja
dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok
yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam
kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan sebagainya.
3. Kuis
Kuis
dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan
kelompok.
4. Skor perkembangan
Nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap
kelompok untuk meraih prestasi secara maksimal dan melakukan yang terbaik bagi
dirinya berdasarkan prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai
awal berdasarkan nilai rata-rata siswa secara individu pada tes yang telah lalu
atau nilai akhir siswa secara individual dari semester sebelumnya.
5. Penghargaan Kelompok
Langkah
pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok
dan nilai perkembangan individu dan member sertifikan atau penghargaan kelompok
yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompoknya.[6]
3.
PRINSIP-PRINSIP
a.
Setiap anggota kelompok
(siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b.
Setiap anggota kelompok
(siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.
Setiap anggota kelompok
(siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang samadiantara anggota
kelompoknya.
d.
Setiap anggota kelompok
(siswa) akan dikenai evaluasi.
e.
Setiap anggota kelompok
(siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilanuntuk belajar bersama
selama proses belajarnya.
f.
Setiap anggota kelompok
(siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.[7]
4.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Gagasan
utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan
membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan guru. Jika
para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus
membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Merka harus mendukung
teman satu timnya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar
itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru
menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan
membandingkan jawaban msing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan
saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka boleh
mendiskusikannya dari pendekatan penyelasaian masalah, atau mereka juga boleh
saling memberikan kusia mengenai objek yang sedang mereka pelajari. Mereka
bekerja dengan satu tim lainnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk
membantu mereka berhasil dalam kuis.
Meski para siswa belajar bersama, mereka
tidak boleh saling bentu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu
materinya.tanggung jawab individual seprti ini memotivasi siswa untuk
memberi penjelasan dengan baik sat sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim
untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau
kemampuan yang diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat
anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya (kesempatan sukses
yang sama), semua siswa punya kesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam
minggu tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor
sebelumnya maupun dengan membuat jawaan kuis yang sempurna, yang selalu akan
memberikansor maksimum tanpa menghiraukan rata-rata skor terakhir siswa.
STAD lebih merupakan metode umum dalam
mengatur kelas ketimbang metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran
tertentu; Guru menggunakan pelajaran mereka sendiri dan materi-materi lain.
Lembar kegiatan dan kuis sudah tersedia untuk hampir semua mata pelajaran untuk
kelas 3-9, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk
melengkapi atau mengganti materi-materi ini.[8]
5.
PROSEDUR/LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah – langkah
pembelajaran kooperatif model STAD
1. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan motivasi siswa untuk
belajar.
2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam
beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi
akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
3. Presentase dari Guru
Guru menyampaikan
materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok bahasan tersebut
dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan
kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari.
Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikusai
siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara
mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam
kelompok yang telah dibentuk.
Guru menyiakan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok , sehingga
semua anggota menguasai dan masing – masing memberikan kontribusi. Selama tim
bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan
bila diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang
dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak
dibenarkan bekerja sama. Ini ilakukan untuk menjamin agar siswa secara
individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar
tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,
75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan
kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan rentang
0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat
dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.
Menghitung skor
individu
Menurut Slavin
(Trianto, 2007:55), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung
sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel penghitungan
perkembangan skor individu
No.
|
Nilai Tes
|
Skor Perkembangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Lebih dari 10 poin di
bawah skor dasar
10 sampai 1 poin di
bawah skor dasar
Skor 0 sampai 10 poin
di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di
atas skor dasar
Pekerjaan sempurna
(tanpa memperhatikan dasar)
|
0 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin
|
b.
Menghitung Skor
Kelompok
Skor kelompok dihitung
dengan membuat rata – rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan semua skor perkembangan anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota
kelompok tersebut.
c.
Pemberian hadiah dan pengakuan
skor kelompok
Setelah masing – masing
kelompok satu tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan
kepada masing – masing kelompok sesuai dengan prstsinya (kiteria tertentu yang
ditetapkan guru).
STAD merupakan suatu
metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran
komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi
mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah
untuk siswa, tetapi kebanyakan guru meggunakan materi mereka sendiri untuk menambah
atau mengganti materi-materi ini.[9]
6.
MATERI
STAD dapat digunakan bersama materi-materi kurikulum yang
dirancang khusus untuk pembelajaran tim siswa yang disebarluaskan oleh John
Hopkins Tom Learning Project atau dapat juga digunakan bersama materi-materi
yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya atau juga
dengan materi yang dibuat oleh guru.[10] Berikut
adalah contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berkaitan dengan STAD yang
dikutip dari skripsi Arif Eko Susanto, yang didalamnya terdapat materi mata
pelajaran bahasa Arab.[11]
7.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah
(2001:17), yaitu:
a)
Dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas
suatu masalah.
b)
Dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai
suatu masalah.
c)
Dapat mengembangkan
bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
d)
Para siswa lebih aktif
bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
e)
Dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati
pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai
kekurangan – kekurangan:
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa
sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru
sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
c. Menuntut sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat
suka bekerja sama.[12]
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Nurhadi (2004:116), Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam
kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing masing terdiri
atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok
yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual
(tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim
menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai
bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas
empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampan yang terdiri atas empat orang
yang berbeda-beda tingkat kemampan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.
Guru menyampaikan pelajaran, lalu sisw bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya,
semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-senndiri dimana
saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Skor kuis para siswa dibandingkandengan rata-rata pencapaian mereka
sebelumnya, dan masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat
kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya.
Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil
memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan
lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan guru,
praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode kelas.
STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai
dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan
ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan
tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang
terdeinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung, dan studi terapan,
penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep
ilmu pengetahuan ilmiah.
Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat
saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan
tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya.
Merka harus mendukung teman satu timnya untuk melakukan yang terbaik,
menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para
siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh
bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban msing-masing, mendiskusikan
setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah
dalam memahami. Mereka boleh mendiskusikannya dari pendekatan penyelasaian
masalah, atau mereka juga boleh saling memberikan kusia mengenai objek yang
sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan satu tim lainnya, menilai
kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.
Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bentu
dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya.tanggung jawab
individual seprti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik
sat sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan
membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.
Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan
hasil yang dicapai sebelumnya (kesempatan sukses yang sama), semua siswa
punya kesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu tersebut, baik dengan
memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor sebelumnya maupun dengan membuat
jawaan kuis yang sempurna, yang selalu akan memberikansor maksimum tanpa
menghiraukan rata-rata skor terakhir siswa.
STAD lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas ketimbang
metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu; Guru menggunakan
pelajaran mereka sendiri dan materi-materi lain. Lembar kegiatan dan kuis sudah
tersedia untuk hampir semua mata pelajaran untuk kelas 3-9, tetapi kebanyakan
guru menggunakan materi mereka sendiri untuk melengkapi atau mengganti
materi-materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zuhri Qudsi, Saifuddin dan
Fawad, Achmad. 2011. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
E Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Eko Susanto, Arif. 2012. Penerapan Metode
STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan keterampilan
berbicara dalam pembelajaran bahasa Arab siswa kelas XI di Madrasah Aliyah
Ma’arif Borobudur Magelang. Yogyakarta.
Mawarningsih, Tri. Makalah Model Pembelajaran Kooperatif STAD, http://nhingz-anwar.Blogspot.com /2013/05/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html,
Sukma, Iwan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD, http://citizenimages.kompas.com/citizen/ view/138008-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-STAD
[1] Novi Damayanti, STAD, http://novidmynt.blogspot.com/2013/01/stad.html, Diakses pada
pkl 10.02 Tgl 24-03-2014.
[2] Makalah STAD, http://3e-kelompok4.blogspot.com/2012/11/makalah-stad.html diakses pada pkl 10.09, tgl 24-03-2014.
[3]
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
hlm. 74.
[4]
Saifuddin Zuhri Qudsi dan Achmad Fawad, Cooperative Learning,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 116
[5]
Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung:
Nusa Media, 2005), hlm. 11-12.
[6] Iwan Sukma, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, http://citizenimages.kompas.com/citizen/view/ 138008-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-STAD, diakses pada
pkl 10.18 tgl 24-03-2014.
http://desykartikaputri.wordpress.com2013/01/02/makalah-model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/ diakses pkl 09.20 tgl 24-03-2014.
[11] Arif Eko Susanto, Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement
Division) untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa
Arab siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Ma’arif Borobudur Magelang,
(Yogyakarta, 2012)
[12] Tri mawarningsih, Makalah Model
Pembelajaran Kooperatif STAD, http://nhingz-anwar.Blogspot.com /2013/05/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html, diakses pada pkl 10.12 tgl 24-03-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar