Pages

Minggu, 25 Oktober 2015

BAHASA AMIYAH

BAHASA  AMIYAH

Description: logo uin


Disusun oleh :

Fatimah Azzahra Mutmainnah            12420007
Nurlaila                                               12420018
Muhammad Shofwan Zauri Azizi       12420093
Muhammad Danar Dauri                    12420102
Yuniar Auliya                                      12420104



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013/2014



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW berkat jasa beliau Islam menjadi agama rahmatan lil alamain.
Makalah yang berjudul “Bahasa ‘Amiyah” ini, kami persembahkan untuk memenuhi tugas kolektif mata kuliah sosiolinguistik sebagai mata kuliah wajib semester tiga, jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Faklultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam pembuatan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung . Oleh karena itu kami mengucapakan terimakasih  kepada seluruh pihak yang terlibat khususnya kepada Dr. Semobodo Ardi Widodo selaku dosen pengampu matakuliah yang bersangkutan.
Tidak bisa kami pungkiri bahwa dalam penulisan makalah ini  memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, oleh karena itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah ini di masa datang. Sehingga makalah berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Kami mengharapkan semoga banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini.

                                                                                                Yogyakarta, 25 Oktober 2013

                                                                                                                Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa merupakan salah satu ikatan terkuat yang menghubungkan suatu individu atau masyarakat.[1] Bahasa merupakan alat komunikasi antara satu bangsa dengan bangsa lain. Bangsa arab merupakan bangsa yang sangat fanatisme terhadap bahasanya, sehingga dengan penuh keyakinan mereka mengatakan bahwa al-Qur’an di turunkan dengan menggunakan bahasa arab, karena pada hakekatnya,Nabi Muhammad SAW di lahirkan di bangsa arab.
Kecintaan orang Arab akan bahasanya ini, membuat bahasa Arab begitu cepat berkembang. Namun banyak faktor lainnya yang mempengaruhi bahasa Arab berkembang sedemikian cepat, yang terpenting di antaranya adalah datangnya Islam
Lughah Amiyah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan tidak resmi dan dalam percakapan umum sehari – hari .Istilah Amiyah (pasaran) ini sebenarnya diambil dari beberapa nama menurut sebagian pakar Bahasa Arab kontemporer, seperti Dârij, Lahjah’arabiyyah Al-Amiyah, Al-Amiyah, Al-Arbiyyah Al-Amiyah, Kalam Darij dan nama-nama lainya.
Sebagai contoh di Indonesia mempunyai penduduk yang menggunakan bahasa jawa, namun antara bahasa jawanya orang Tegal dan Semarang sangat berbeda. Bahkan satu diantara keduanya belum tentu memahami bahasa jawa dengan dialek yang berbeda. Tapi dengan itu mereka tau dari daerah mana si pembicara berasal. Begitu pula dengan bahasa arab, setiap daerah mempunyai lahjah yang berbeda dan suatu lahjah itu mempunyai ciri khas di setiap daerah. Dari situ kita bisa mengetahui dari daerah mana si pembicara itu berasal.
     Pada abad 19 masehi, para ilmuan bahasa membagi lahjah ‘amiya menjadi 5 kelompok, yaitu: Lahjah Hijaziyah Nahdiyah, yang digunakan oleh penduduk Hijaz, Nejd, dan Yaman., Lahjah Suriyah, di negara Suria, Lebanon, Palestina, dan Timur Yordania., Lahjah ‘Iraqiyah di Irak., Lahjah Misriyah di Mesir dan Sudan., dan Lahjah Maghribiyah yang digunakan oleh penduduk selatan Afrika. Contohnya dalam kalimat “Apa yang sedang kamu lakukan?” diungkapkan dengan “biti’mel eh?” dalam dialek Mesir, dan “syu am bitisyawi?” dalam dialek Syiria.[2]

2.      Rumusan masalah

1)             Apakah Perbedaan bahasa Arab Fusha dan Amiyah?
2)             Jelaskan kemunculan Bahasa Amiyah! Dan faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan bahasa Amiyah?
3)             Jelaskan dialek bahasa Arab?
4)             Apakah ada kesalahpahaman budaya antara Arab dan Indonesia? Dan adakah bahasa ejekan didalam bahasa Arab?


























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Bahasa Fusha dan Amiyah
Bahasa Arab dilihat dari ragamnya dapat dibedakan ke dalam dua macam bentuk, yaitu
Pertama, bahasa Arab fusha (ragam standar). Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Arab fusha adalah bahasa yang digunakan dalam al Qur-an, situasi-situasi resmi, penggubahan puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan pemikiran (tulisan-tulisan ilmiah). Secara umum bahasa ini dapat diklasifikasikan dalam dua tingkatan, yaitu Bahasa Arab Klasik (Classical Arabic) yang digunakan dalam bahasa al Qur-an dan Bahasa Arab Standar Modern (Modern Standard Arabic) yang digunakan dalam bahasa ilmiah.
Kedua, bahasa Arab ‘amiyyah (ragam non-standar). Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa ‘amiyyah atau yang sering dikenal dengan al-Lahjah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan-urusan biasa (tidak resmi), dan yang diterapkan dalam keseharian (istilah familiarnya bahasa gaul; yarab,,). Bahasa ini tidak lain adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Adapun istilah-istilah lain yang sering digunakan oleh para ahli bahasa untuk menyebut jenis bahasa ini adalahas-Saykal al-Lughawi ad-Daraj, al-Lahjah as-Sya-i’ahal-Lughah al-Muhakkiyah, al-Lughah al-’Arabiyah al-’Amiyah, al-Lahjah ad-Darajah, al-Lahjah al-’Amiyah, al-Lughah ad-Darajah, al-Kalam ad-Daraj, al-Kalam al-’Amiy, dan ada pula yang menyebutnya dengan istilah lughatusy Sya’b. 
Dari beragam dialek bahasa Arab memang terdapat perbedaan satu sama lain sehingga dimungkinkan mereka saling tidak memahami. Sebagai contoh antara bahasa Arab dialek Mesir (bAdM) dengan bahasa Arab dialek Syiria (bAdS). Dalam bAdM, kalimat “Apa yang sedang kamu lakukan?” diungkapkan dengan “biti’mel eh?“. Adapun di Syiria diungkapkan dengan “shu’am t’saawi?” Catatan bahwa hampir semua kata-kata dari kalimat tersebut jauh berbeda, yaitu kata kerja “mengerjakan” dalam bAdM “yi’mel” sedangkan dalam bAdS “yisaawi“, kata tanya “apa” dalam bAdM “eh” sedangkan dalam bAdS “shu“, konstruksi bentuk simple continuous tense “sedang” dalam bAdM mendapat awalan “bi” sedangkan dalam bAdS mendapat awalan “am“, dan perbedaan yang terakhir posisi kata tanya “apa” dan “ini”. Dalam bAdM penggunaan kedua kata tersebut cenderung diletakkan di belakang, sedangkan dalam bAdS sebaliknya. Sehingga ketika ingin mengungkapkan “Apa yang kamu inginkan?”, orang Mesir akan mengatakan “Ayiz eh?“, sedangkan orang Syiria akan mengatakan “shu bidak?“. Begitu pula ketika ingin mengungkapkan “Ini buku”, orang Mesir mengatakan “el-kitaab da“, sedangkan orang Syiria akan mengatakan “hal-kitab“. Walaupun memang ada yang mengatakan bahwa kedua bahasa dialek tersebut memiliki kesamaan dalam sintaksnya, akan tetapi dengan adanya perbedaan kosakata yang digunakan menjadikan mereka tidak saling faham.
Hal inilah yang menjadikan salah satu sebab munculnya kontroversi di kalangan masyarakat Arab sendiri tentang penggunaan bahasa ‘amiyyah itu sendiri. Di antara mereka ada yang sepakat dan ada pula yang tidak sepakat digunakannya bahasa ini. Mereka yang tidak sepakat sebagian besar berpendapat bahwa bahasa Arab fusha adalah bahasa Arab yang paling tinggi tingkatannya. Bahasa ini bahasa persatuan negeri Arab atau antar kaum muslimin di dunia. Adapun mereka yang sepakat dengan digunakannya bahasa Arab ‘amiyyah seperti digunakannya bahasa tersebut sebagai bahasa resmi negara, karena bahasa Arab akan mengalami stagnasi jika hanya bahasa fusha yang berlaku.
Hubungan antara bahasa Arab ‘amiyyah dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara gamblang. Dalam beberapa bahasa terdapat tingkatan kultur pemakaian dan macam fungsi. Agar penggunaan bahasa Arab lebih efektif maka salah satu caranya adalah kita harus tahu tentang tingkatan dan fungsi tersebut. Lebih dari itu, bahasa Arab selalu berubah di setiap abad. Oleh karena itu, secara garis besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1.                       Bahasa Arab Klasik atau Bahasa Arab Al Qur-an lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan Al Qur-an hingga sampai pada masa kekhalifahan.
2.                       Bahasa Arab Formal Kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada grammar bahasa Arab dan penggunaannya pada abad ke-20. Termasuk dalam kategori ini, kita mungkin saja menekankan penulisan bahasa Arab secara formal sekalipun terkadang menimbulkan sebuah kesalahan besar dengan mengabaikan penulisan secara informal atau spoken Arabic.
3.                       Bahasa Arab ‘Amiyyah atau Spoken Arabic mengacu pada bentuk bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Perlu dicatat (jika perlu) bahwa bagaimanapun juga orang-orang Arab yang tak berpendidikan jarang sekali menggunakan bahasa formal dan klasik dalam percakapan mereka.
B.     Munculnya Bahasa ‘Amiyah dan Faktor  yang Mempengaruhi Perkembangannya

a)             Munculnya bahasa ‘Amiyah
Di jaman pra-islam, masyarakat Arab mengenal stratifikasi kefasihan bahasa. Kabilah yang dianggap paling fasih di banding yang lain adalah Quraisy yang dikenal sebagai surat al-Arab (pusatnya masyarakat Arab). Kefasihan bahasa Quraisy ini terutama ditunjang oleh tempat tinggal mereka yang secara geografis berjauhan dengan negara-negara bangsa non-Arab dari segala penjuru. Di bawah kefasihan Quraisy adalah bahasa kabilah Tsaqif Hudzail, Khuza'ah, Bani Kinanah, Ghathfan, bani Asad dan Bani Tamim, menyusul kemudian kabilah Rabi'ah, lakhm, Judzam, Ghassan, Iyadh, Qadha'ah, dan Arab Yaman, yang bertetangga dekat dengan Persia, Romawi dan Habasyah (Al-Rafi'i, 1974:252-253). Kefasihan berbahasa itu terus terpelihara hingga meluasnya ekspansi Islam ke luar jazirah dan masyarakat Arab mulai berinteraksi dengan masyarakat bangsa lain. Dalam proses interaksi dan berbagai transaksi sosial lainnya itu terjadi kesalingpengaruhan antarbahasa. Masyarakat `ajam belajar berbahasa Arab, dan masyarakat Arab mulai mengenal bahasa mereka. Intensitas interaksi tersebut lambat laun mulai berimbas pada penggunaan bahasa Arab yang mulai bercampur dengan beberapa kosakata asing, baik dengan atau tanpa proses pengaraban (ta'rib). Pertukaran pengetahuan antar mereka juga berpengaruh pada pertambahan khazanah bahasa Arab khususnya menyangkut hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui masyarakat Arab ketika hidup terisolasi dari bangsa lain. Masyarakat non-Arab juga kerap melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa Arab. Fenomena ini kemudian makin meluas melalui transaksitransaksi sosial, misalnya dalam aktivitas ekonomi di pasar-pasar terutama sejak abad ke-5 H. (Al-Rafi'i, 1974:244-245). Ragam Bahasa Arab yang digunakan, terutama di pasar-pasar, pada gilirannya mulai menemukan ciri-ciri tersendiri dan meneguhkan identitasnya. "Bahasa pasaran" itu telah menjadi medium komunikasi yang dimengerti oleh berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Berbeda dengan ragam bahasa Arab fusha yang sarat muatan teologis sebagai bahasa agama, ragam bahasa "pasar" ini begitu ringan mengalir tanpa adanya aturan yang rumit yang harus diwaspadai.
Fenomena penyimpangan bahasa (lahn) adalah cikal bakal lahirnya bahasa amiyah, bahkan ia disebut sebagai bahasa amiyah yang pertama. Berbeda dengan dialek-dialek bahasa Arab yang digunakan di sejumlah tempat lokal, bahasa amiyah dianggap sebagai suatu bentuk perluasan bahasa yang tidak alami (Al-Rafi'i, 1974:234). Bahasa Arab amiyah adalah bahasa yang "menyalahi" kaidah-kaidah orisinil bahasa fusha. Dengan kata lain, bahasa amiyah adalah "bahasa dalam penyimpangan" (lughat fi: al-lahn) setelah sebelumnya merupakan fenomena penyimpangan dalam (sebuah) bahasa (lahn fi: al-Lughat) (Al-Rafi'i, 1974:234). Secara perlahan tapi pasti bahasa amiyah terus berkembang hingga menjelma sebagai bahasa yang otonom dengan kaidahkaidah dan ciri-cirinya sendiri. Bahasa amiyah di negeri-negeri (taklukan) Islam awalnya adalah lahn yang sederhana dan masih labil karena masyarakatnya masih memiliki watak bahasa Arab yang genuin. Karena itu, di awal kemunculannya, bahasa amiyah di kalangan masyarakat masih mempunyai rentangan antara yang lebih dekat dengan bahasa baku (fusha) sampai pada yang jauh darinya. Contoh daerah yang memiliki bahasa yang masih sangat dekat dengan bahasa baku itu sampai abad ke-3 H antara lain negeri Hijaz, Basrah dan Kufah (Al-Rafi'i, 1974:255). Selanjutnya bahasa amiyah mulai menyebar di beberapa tempat semisal Syam, Mesir dan Sawad. Di beberapa tempat itu, bahasa Arab fusha sudah menerima kosa kata serapan dari Persia. Romawi, Qibtiyah dan Nabthiyah dalam jumlah yang cukup besar. Karena itu bahasa masyarakat mulai rusak dalam ukuran yang signifikan. Masyarakat mulai mencampuradukkan bahasa asli mereka dengan bahasa-bahasa serapan, tanpa melakukan pemilahan. Di antara kosakata serapan yang paling banyak diambil adalah kata benda (asma:?), sedangkan kata-kata ajektiva sedikit saja yang diadopsi. Banyaknya pengadopsian kata benda itu karena intensitas pemakaiannya lebih tinggi dibanding jenis kata yang lain (Al-Rafi'i, 1974:255).

b)      Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Amiyah
Perkembangan bahasa Arab 'amiyah modern dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.      Bahasa Arab tersebar di beberapa negara yang tidak  berbahasa Arab
2.      Faktor sosial politik
3.      Faktor biologis
4.      Letak bunyi dalam kalimat, maka pembahasan ini dimulai dari :
        Mentransfer kata-kata baru dari bahasa asing ke dalam beberapa logat 'Amiyah yang memiliki kesamaan dengannya. Adapun yang di transfer ke dalam bahasa Irak kebanyakan dari kata-kata Turki, Persia dan Kurdi. Ke dalam Dialek Syam kebanyakan dari Kata-kata Turki dan Perancis. Dan ke dalam Dialek Mesir kebanyakan dari kata-kata Turki, Yunani, Perancis, dan Italia.
        Masuknya kaidah-kaidah baru ke dalam  sebagian  Dialek 'Amiyah (اللهجات العامية) karena adanya  kebutuhan  dalam berbicara atau dari adanya persamaan dengan bahasa yang lain. Seperti yang telah di transfer ke dalam bahasa Mesir dan Irak dengan Metode nasab atau penurunan  (طريقة النسب) bahasa Turki (dengan menambahkan Jim (ج)dan Ya' (ي)) pada sebagian kata,  khususnya kata yang menunjukan pada pengalihan seperti (عربجى , طرشجى, جزمجى). Dan dengan metode Idhofah (penambahan) pada sebagian kalimat dengan  mandahulukan Mudhof ilahi dari pada  Mudhof  seperti (كتبخانة, أنتيكخانة). Dan dengan  mentransfer  ke dalam susunan beberapa dialek yang di ambil dari metode Idhofah(penambahan) dengan menengahi kata seperti kata Bata'un (بتاع) merupakan simpangan (alihan) dari kata  Mata'un (متاع). Dalam bahasa Tunis dan Al-Jazair seperti kata Inta'un yang juga penyimpangan dari kata Mata'un (متاع).Adapun dalam bahasa Suria dan Libanon, Kata Taba'un. Seperti pada  kalimat : Al-kitabu Taba'aa_.  Di Nejad, Majazi  dan Sudan, Kata haq(حق ) digunakan untuk laki-laki dan kata haqqoh (حقة)  untuk perempuan dengan cara menukarkan huruf Qof  (ق) dengan huruf jim (ج). Maka diucapkan seperti dalam kalimat : الكراسة حجتىى    dan الكتاب حجى yakni asal dari kalimat كتابى و كراستى . Di Irak, kata مال digunakan untuk laki-laki sedangkan kata مالة digunakan untuk perempuan. Maka diucapkan seperti kalimat:الكتاب مالى  dan. الكراسة مالتى Pada masa yang baru, masuk juga ke dalam susunan dialek-dialek ini bahwa fi'il mudhori' itu dipakai untuk menunjukan pekerjaan yang bersifat kontinuitas. Maka sebagian dari fi'il itu di isyaratkan dengan huruf ba' (ب) pada awal fi'il, seperti بَيكْتُبُ pada sebagian dialek Mesir, dan dengan huruf kaf (ك) seperti    كيكْتُبُ pada dialek Maroko. Atau dengan kata راه seperti kata راه يكتب  pada dialek Maroko. Kebiasaan ini juga dipakai di Mesir tetapi digunakan untuk menunjukan masa yang akan datang dengan menukarkan huruh hā (ه) nya dengan huruf ha (ح), maka diucapkan seperti kata راح يكتب .
        Dan di antara kaidah-kaidah modern  yang  juga merupakan bagian penting atas sebagian dialek Arab di Mesir yaitu mengakhirkan Isim Isyaroh pada beberapa tarkib seperti kalimat الولد ذا   =   هذا الولد. Dan mengIdhofatkan  huruf  sin (س) untuk menunjukan peniadaan atau penguatan seperti dalam kata-kata ما يرضاش =ما يرضى, مش كويشأو طيب ما هو كويش . Dan banyaknya menggunakan Tashgir  (التصغير) pada kata yang menunjukan sifat tanpa adanya maksud untuk mentashgirkan. Hal ini terjadi pada sifat yang menunjukan penyempitan atauQillah  (القِلَّةِ). Seperi dalam kata-kata : صغير, أصير,رفيع,أليل,أريب   sebagai ganti dari  صغير قريب, قليل, رفيع, قصير . Perbedaan dialek-dialek tersebut muncul dikarenakan kesepakatan berbagai hal, yaitu diantaranya :
1.      Mengosongkan harakat pada kata-kata yang digunakan dalam bahasa fusha, sehingga seluruh kata diakhirkan dengan sukun, meskipun pada kata-kata mu’rob.
2.      Mengganti cara mudah dan dan gaya bahasa bebas dengan cara yang detail yang digunakan oleh bahasa fusha dalam susunan kalimat beserta susunan unsur-unsurnya.
3.      Tidak menjaga bagian dialek, melainkan bagian mufrodat yang diwariskan oleh leluhur bangsa arab dan digunakan oleh banyak orang saja, seperti kalimat-kalimat yang sangat diperlukan dalam percakapan sehari-hari.

C.    Dialek Bahasa Amiyah
Berdasarkan tempatnya (dialek geografi), bahasa Arab dibedakan ke dalam dialek Libanon, Iraq, Syiria, Algeria, Maroko, Libya, Sudan, Saudi Arabia, Palestina, dan Mesir. Lebih dari itu, setiap dialek tersebut ternyata memiliki sejumlah sub-subdialek yang beragam pula. Dialek Mesir memiliki dua bentuk dialek yang berbeda, yaitu dialek Mesir bagian Bawah/Hilir (Lower Egyptian) dan dialek Mesir bagian Atas/Hulu (Upper Egyptian).
Menurut Wafy bahasa ‘amiyyah yang menjauh dari bahasa Arab fusha baik itu di Irak, Syam, Hijaz, Yaman, Mesir, dan Maroko, sebenarnya hanya perbedaan kecil saja yaitu dalam sistem pembentukan kalimat, perubahan pembentukan, kaidah-kaidah isytiqaq (derivasi), jamak, ta’nits, sifat, nisbah, dan tashghir.
Ì PERUBAHAN DALAM PENUTURAN
a. Orang Mesir biasanya menuturkan huruf “ق” dengan “ء”.
            Contoh: يا بنى قم واقرأ كتابك
            Dibaca: Yabni um wa’ra’ kitâba
            Artinya: Berdiri dan bacalah bukumu, nak!
b. Orang Mesir melafalkan huruf “ج” dengan “g”.
            Contoh: سبحان الله ايه اللى جابك هنا
            Dibaca: Subhanallah. Eeh elle gabak hina
            Artinya: Ya ampun, gimana ceritanya bisa datang kemari.

c. Huruf “ث” selalu diucapkan dengan “ت”.
            Contoh: احنا اكثر من ثلاثة
            Dibaca: Ihna aktar min talâtah
            Artinya: Kita khan tiga orang lebih
d. Biasanya huruf “ظ” biasanya dituturkan dengan huruf “ض
            Contoh: احنا ح نصل الظهر سواء والله
            Dibaca: ….الضهر…., dengan menggunakan “ض
            Artinya: Sumpah, kita akan sholat Zuhur bareng.
e. Kadang, “ء” dibunyikan” “ى. Untuk memudahkan pengucapan.
            Contoh: يا رئيس انا جاى اه, مش نائم
            Dibaca: Ya rayyis ana gay aho, misy nayim
            Artinya: Hei Bung, gue datang, nih, nggak tidur.
 f. Biasanya huruf “ذ” diucapkan dengan “د”.
            Contoh: الذهب ذا….كذا
            Dibaca: Addahab dah…kida
            Artinya: Emas ini, keren, lho
Bahasa ‘Amiyah Mesir dan Saudi adalah bahasa yang mendominasi pasaran pergaulan orang Arab, terutama bahasa ‘Amiyah Mesir, dimana sebagian besar negara Arab akan memahaminya, sehingga dalam contoh ‘Amiyah hanya diberikan ‘Amiyah Mesir dan Saudi, namun bukan menafikan bahasa ‘Amiyah negara lain, mengingat semua Negara Arab memiliki ‘Amiyah tersendiri, kesemuanya itu dapat dilihat pada contoh-contoh ungkapan di bawah ini:
مَعْنَى
Arti
مَصْرِيَة
Bhs Pasar Mesir
سَعُوْدِيَة
Bhs Pasar Saudi
فُصْحى
Bhs Arab resmi
Selamat atas kalian
السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ
Assalaamu `alikum
السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ
Assalaamu `alikum
السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ
Assalaamu `alikum
Selamat datang
أَهْلأ وَ سَهْلأ
Ahlan wasahlan
أَهْلأ وَ سَهْلأ
Ahlan wasahlan
أَهْلأ وَ سَهْلأ
Ahlan wasahlan
Selamat pagi
صَبَاحُ الفوْل
Shabaahul fuul
صَبَاحُ الْخَيْرِ
Shabaahul khair
صَبَاحُ الْخَيْرِ
Shabaahul khair
Selamat sore
مَسَاءُ الْخَيْرِ
Masaa ul kher
مَسَاءُ الْخَيْرِ
Masaa ul kher
مَسَاءُ الْخَيْرِ
Masaa ul khair
Selamat tidur
تَصْبَحُ عَلىَ الْخَيْرِ
Tesbah `alal kher
تَصْبَحُ عَلىَ الْخَيْرِ
Tesbah `alal kher
تَصْبَحُ عَلىَ الْخَيْرِ
Tasbahu `alal khair
Selamat ( hari-hari besar, ‘Ied, tahun baru. Ultah )
كُلُّ سَنَةٕ وَ أنْتَ طَيِّبٌ
Kullu sanah wenta thayyib
كُلُّ سَنَةٕ وَ أنْتَ طَيِّبٌ
Kullu sanah winta thayyib
كُلُّ سَنَةٕ وَ أنْتَ طَيِّبٌ
Kullu sanatin wa anta thayyib
Selamat ( Kelulusan, Nikah, Jabatan, mendapat rezki )
مَبْرُوْك
Mabruuk
مَبْرُوْك
Mabruuk
مَبْرُوْك
Mabruuk
Apa
إِيْه
hEe
إِيْش
Iysy
مَا
Maa
Mengapa
لِيْه
Leyh
لِيْشْ
Liysy
لِمَاذَا
Limaadza
Kapan
إِمْتَى
Imta
مَتَىﺇﻤﺗﻰ
Mataa  / Imta
مَتَى
Mataa
Bagaimana
ﺇﺰﱠﻱْ
Izzay
كِيْفْ
Keyf
كَيْفَ
Kayfa
Apa Kabar?
إِزَيَّكْ
Izayyak
كَيْفْ حَالَك
Keyf haalak
كَيْفَ حَالُكَ
Kayfa haaluka
Bagaimana Kabarmu?
إِزَّيْ أخْبَارَكْ
Izzay akhbaarak
إيْشْ أخْبَارَكْ
Iysy akhbaarak
كَيْفَ أخْبَارُكَ
Kayfa akhbaaruka
Alhamdulillah baik-baik saja
كُوَيْسْ الْحَمدُ لله/ اَلْحَمْدُلله كُلُّ تَمَام
Kuways alhamdulillah / Alhamdulillah kullu tamaam
بِخَيْر الْحَمدُ لله
Bikher alhamdulillah
بِخَيْرٍ وَالْحَمْدُ لله
Bikhairin alhamdulillahi
Boleh berkenalan denganmu?
مُمْكِنْ أتَعَارَفْ عَلَيْكْ
Mumkin ata’aaraf ‘alaik
مُمْكِنْ أتَعَارَفْ عَلَيْكْ
Mumkin ata’aaraf ‘alaik
هَلْ يُمكِنُنِي أنْ أتَعَارَفَ عَلَيْكَ
Hal yumkinuni an ata’aarafa ‘alaika
Silahkan
إتْفَضَّلْ
Itfaddhal
فَضَّلْ
Faddhal
تَفَضَّلْ
Tafaddhal
Siapa namamu?
إسْمَكْ إِيْه
Ismak eeh
إيْشِ اسْمَكْ
Iysy ismak
مَا إِسْمُكَ
Maa ismuka
Nama saya khalid
إِسْمِيْ خَالِدٌ
Ismi khaalid
إِسْمِيْ خَالِدٌ
Ismi khaalid
إِسْمِيْ خَالِدٌ
Ismi khaalid
Tinggal di mana
سَاكِنْ فِيْنْ
Saakin feyn
وَيْنْ سَاكِنْ
Weyn saakin
أَيْنَ تَسْكُنُ
Ayna taskunu
Saya tinggal di Silale
كُنْتُ سَاكِنْ فِي سِيْلاَلِي
Kunt saakin fi Silale
أَنَا سَاكِنْ بِسِيْلاَلِي
Ana saakin bi Silale
أسْكُنُ بِسِيْلاَلِي
Askunu bi Silale
Berapa umurmu
عَنْدَكْ كَمْ سَنَة
‘Andak kam sanah
كَمْ عُمْرُكَ
Kam ‘umruk
كَمْ عُمْرُكَ
Kam ‘umruka
Kamu berwarganegara apa?
جِنْسِيَّتَكْ إيْه
Ginsiyatak ee
إِيْشْ جِنْسِيَتَك
Iysy Jinsiyyatak
مَا جِنْسِيَّتُكَ
Ma jinsiyyatuka
Di mana alamatmu
عُنْوَانَكْ فِيْن
‘Unwaanak feyn
وَيْنْ عُنْوَانَك
Weyn ‘Unwaanak
مَاعُنْوَانُكَ
Ma ‘unwaanuka
Apa Pekerjaanmu
بِتِشْتَغَلْ إيْه
Bitisytaghal ee
إِيْشْ شُغْلَكْ
Iysy syughlak
مَا شُغُلُكَ
Maa Syughuluka
Apa yang sedang engkau kerjakan?
بِتَعْمِلْ إِيْه
Bita’mel eyh
إِيْشْ شَوِّي إِنْتَ
Iysy syawwi inta
مَاذَا تَفْعَلْ
Maadza taf’al
Kamu dari mana?
إِنْتَ مِِنْ إيْن
Inta mineyn
إِنْتَ مِِنْ إيْن
Inta mineen
مِنْ أيْنَ أنْتَ
Min aina anta
Kapan kamu datang
تيْجئ إمْتى
Tiigi imta
جِيْتْ إمْتَى
Jeyt imta
مَتَى جِئْتَ
Mata ji’ta
Baru saja
مِنْ شُوَيَّ
Min syuwayya
مِنْ شُوَيَّ
Min syuwayya
قَبَْلَ قَلِيْل
Qabla qaliil
Besok datang ketemu saya sebelum dzuhur
تِجِي لِيْ بُكْرَة قَبْلَ الظُّهْر
Tigiili bukrah qabla addzhuhur
تِجِي لِيْ بُكْرَة قَبْلَ الظُّهْر
Tijiili bukrah qubaila ddzhuhur
تَجِيْئُ لِيْ بُكْرَة قَبْلَ الظُهْرِ
Tajiu lii bukrah qabla addzhuhri
Sekarang
دِلْوَقْتِ
Dilwa’ti
دِلْحِيْن
Dilhiin
ﺍﻵﻦ
Al-aan
Mau pergi ke mana sekarang
هَاتْرَوَّحْ فِيْن دِلْوَقْت
Hatrawwah feyn dilwa’ti
فِيْن تَرَاح دِلْحِيْن
Feyn taraah dilhiin
أيْنَ سَتَذْهَبُ الْيَوْم
Aina satadzhabul aana
Mau apa
عَاوُزْ إيْه
‘Aawuz ee
إيْشْ تِبْغَى
Iysy tibgha
مَاذَا تُرِيْدُ
Maadza turiidu
Saya mau tidur
عَايِزْ أنَام
‘Aayiz anaam
أَبْغَى النَّوْم
Abghan naum
أُرِيْدُ أنْ أنَامَ
Uriidu an anaama
Saya tidak mau apa-apa darimu
مُشْ عَايِزْ حَاجَة مِنَّك
Mesy ‘Aayiz haaga minnak
مَا أبْغَى حَاجَة مِنَّك
Maa abgha haajah minnak
لاَأرِيْدُ شَيْئًا مِنْكَ
La uriidu syaian minka
Tunggu sebentar
إِسْتَنَّ شُوَيَّ
Istanna syuwayya
إِسْتَنَّ شُوَيَّ
Istanna syuwayya
إنْتَظِرْ لَحْظَة
Intadzhir lahdzhah
Jangan terlambat
مَا تِتْأَخَّرْشِ
Matet akkharsy
مَا تِتْأَخَّرْ
Ma tit akkhar
لاَ تَتَأَخَّرْ
La tata akkhar
Saya marah denganmu
أنَا زَعْلاَنْ مِنَّكْ
Ana za’laan minnak
أنَا زَعْلاَنْ مِنَّكْ
Ana za’laan minnak
أنَا زَعْلاَنٌ مِنْكَ
Ana ghadhbaan minka
Mengapa marah terhadap saya
زَعْلاَن مِنِّي كِدَه لِيْه
Za’laan minni kida leyh
زَعْلاَنْ مِِنِّي لِيْش
Za’lan minni liysy
لِمَاذَا تغْضَبُ مِنِّي
Limaadza taghdhabu minni
Karena kamu terlambat
عَشَان تَأَخَّرْتَ
‘Asyaan ta akkhart
عَشَان تَأَخَّرْتَ
‘Asyaan ta akkhart
لأَنَّكَ تَأَخَّرْتَ
Liannaka ta akkharta
Saya minta maaf / sorry
أَنَا مُتَأَسِّف
Ana muta assif
أنَا آسِفٌ
Ana aasif
أنَا آسِفٌ
Ana aasif
Maaf / sory
مَا عَلَيْشْ
Ma ‘alaysy
مَا عَلَيْشْ
Ma ‘alays
آسِفٌ
Aasif
Permisi
عَنْ إذْنِك
‘an idznak
عَنْ إذْنِك
‘an idznak
عَنْ إذْنِك
‘an idznak
Permisi / jika kau izinkan
لَوْ سَمَحْتَ
Law samaht
لَوْ سَمَحْتَ
Law samaht
لَوْ سَمَحْتَ
Law samahta
Ada yang kau butuhkan / bisa saya bantu?
فِي حَاجَة
Fii haaga ?
فِي حَاجَة
Fii haajah ?
هَلْ هُنَاكَ شَيْئٌ تَحْتَاجُ إلَيْهِ
Hal hunaaka syai`un tahtaaju ilaihi
Tidak, terima kasih
لاَ ٬ شُكْرًا
La’ syukran
لاَ ٬ شُكْرًا
La, syukran
لاَ ٬ شُكْرًا
La, syukran
Tidak ada
مَفِيْشْ
Mafiisy
مَا فِيْ
Maa fii
غَيْرُ َوْجُوْد
Ghairu maujuud
Dimana saya bisa membeli kopi
هَأشْتَرِى الْقَهْوَة فِيْن
Ha asytaril ahwa feyn
وَيْن أشْتَرِى الْقَهْوَة
Weyn asytari al-qahwah
أَيْنَ سَأشْتَرِى الْقَهْوَة
Aina sa asytarii al-qahwata
Di kedai kopi
فِي كَافِتِرِيَا
Fi kafteria
فِي الْمَقْهَى
Fil maqha
فِي الْمَقْهَى
Fil maqha
Di dalam
جَوَّة
Gawwah
جَوَّة
Jawwah
فِى الدَّاخِلِ
Fid daakhili
Masuk ke dalam
أُدْخُلْ / أدِّيْ جَوَّة
Udkhul / Addi gawwah
أُدْخُلْ / أدِّيْ جَوَّة
Udkhul / Addi jawwah
اُدْخُلْ
Udkhul
Maju ke depan
خُشُّ قُدَّام
Khusy uddaam
خُشُّ قُدَّام
Khusy quddam
تَقَدَّمْ إلَى الأمَامِ
Taqaddam ilal amaam
Lihat di depanmu
بُسُّ قُدَّامَك
Buss uddaamak
بُسُّ قُدَّامَك
Buss quddaamak
أُنْظُرْ أمَامَك
Undzhur amaamak
Jalan ke kanan terus ke kiri
ﺨﺶ ﻴﻤﻴﻦ ﻮﺒﻌﺪ ﺸﻤﺎﻞ
Khussyu yamiin wa ba’den syimaal
ﺨﺶﻴﻤﻴﻦﺛﻢﱠﻴﺴﺎﺭ
Khussyu yamin tsumma yasaar
ﺇﻤﺸﻰ ﻴﻤﻴﻨﺎ ﺛﻢﱠﻴﺴﺎﺭ
Imsyii yamiinan tsumma yasaar
Ya, Iya
أَيْوَهْ
Aywah
نَعَمْ أَيْوَهْ
Na’am / eywah
نَعَمْ
Na’am
Belum
لِسَّ
Lissa
لِسَّ
Lissa
لَمْ
Lam
Ok, Okey
مَاشِي
Maasyii
طَيِّبٌ
Thayyib
حَسَنًا طَيِّبٌ
Hasanan / Thayyib
Sudah
خَلاَصٌ
Khalaash
خَلاَصٌ
Khalaash
خَلاَصٌ
Khalaash
Setuju?
مُوَافِق
Muwaafi’?
مُوَافِق
Muwaafiq?
هََلْ أنْتَ مُوَافِقٌ
Hal anta muwaafiq
Cepat!
بِسُرْعَةٍ
Bisur’ah
بِسُرْعَةٍ
Bisur’ah
بِسُرْعَةٍ
Bisur’atin
Pelan-pelan!
بِالرَّاحَةِ
Birraha
بِالسُّوِيْس
Bisweys
بِالرَّاحَةِ
Birraahati
Apa ini?
إِيْه دَاه
Ee daa
إِيْش هٰذا
Iysy haadza
مَا هٰذَا
Maa haadza
Tidak apa-apa, Tidak ada masalah
مَفِيْشْ مُشْكِلَة
Mafiisy Musykilah
مَا فِي مُشْكِلَة
Maa fii musykilah
لَيْسَتْ فِيْهِ مَسْأَلَة
Laysat fiihi mas alatun
Mau apa kau?
مَا لَكْ     إنْتَ
Inta Maa lak
إِيْش تِبْغَي
Iysy tebgha
مَاذَا تُرِيْدُ
Maadza turiidu
Biarkan saya sendiri
سِبْنِيْ لِوَحْدِي
Sibni liwahdi
سِبْنِيْ لِوَحْدِي
Sibni liwahdi
أُتْرُكْنِي لِوَحْدِيْ
Utrukni liwahdii
Hati-hati!
خَلِّى بَالَك
Khalli baalak
إِحْتَرِسْ
Ihtaris
كُنْ حَاذِرًا
Kun haadziran
Tidak mungkin
مُشْ مُمْكِن
Musy mumkin
لاَ يُمْكِن مُسْتَحِيْلٌ
La yumkin / mustahiil
لاَ يُمْكِن مُسْتَحِيْلٌ
La yumkin / mustahiil
Berikan saya secangkir the
هَاتِ كُبَّايَا الشَاي
Hat kubbaaya syai
هَاتِ كُبَّايَا الشَاي
Hat kubbaaya syai
هَاتِ كُوْبًا مِنَالشَاي
Haati kuuban minas syaay
Apakah ada kopi susu
ﻋﻨﺪﻚ ﻘﻬﻭﺓ ﺒﺎﻠﺤﻠﻴﺏ
‘andak ahwa bil haliib
ﻋﻨﺪﻚ ﻘﻬﻭﺓ ﺒﺎﻠﺤﻠﻴﺏ
‘andak qahwa bil haliib
ﻫﻞ ﻋﻨﺪﻚ ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ﺑﺎﻠﺤﻠﻴﺏ
Hal ‘indaka al-qahwatu bil haliibi
Berapa harganya
بِكَمْ
Bikam
بِكَمْ
Bikam
كَمْ ثَمَنُه
Kam tsamanuhu
Mari, kesini nak
تَعَالْ يَاوَلَدُ
Ta’aal ya walad
تَعَالْ يَاوَلَدُ
Ta’aal ya walad
تَعَالْ يَاوَلَدُ
Ta’aala ya waladu
Mari/ayo kita pergi
يَالله بِنَا نَرُوْح
Yallah bina nrawwah
يَالله بِنَا نَرُوْح
Yallah bina nuruuh
هَيَّا بِنَا نَذْهَبُ
Hayya bina nadzhabu
Kita mau ke mana
هَانَرَوَّحْ فِيْن
Hanrawwah feyn
وَيْنْ نَرُوْح
Weyn sanruuh
أَيْنَ سَنَذْهَبُ
Ayna sanadzhab
Kita naik taxi
هَانَرْكَبُ تَاكْس
Hanirkab teks
سَنَركَب تَاكْس
Sanirkab teks
سَنَرْكَبُ سَيَّارَة الأُجْرَة
Sanarkabu sayyaratal ujrati
Saya tidak punya uanga
مَاعَنْدِيْس فُلُوْس
Ma ‘andisy fuluus
مَا عِنْدِي فُلُوْسٌ
Ma ‘indi fuluus
مَا عِنْدِي فُلُوْسٌ
Ma ‘indi fuluus
Jangan takut, saya yang bayar
ﻤﺎﺘﺨﻔﺶﺃﻨﺎ ﺍﻠﻠﻲ ﻫﺄﺪﻔﻊ ﻟﻚ
Matkhafsyii, anally hadfa’ lak
ﻤﺎﺘﺨﺎﻒ ﺴﺄﺪﻔﻊ ﻟﻚ
Ma takhaaf sa adfa’ lak
ﻻﺘﺨﺎﻒ ﺴﺄ ﺪﻔﻊ ﻟﻚ
La takhaaf sa adfa’u laka
Terima kasih banyak
مُتَشَكِّرِيْن قَوِي
Mutsyakkiriin aawi
شُكْرًا جَزِيْلا
Syukran jaziila
شُكْرًا جَزِيْلا Syukran jaziilan
Sampai ketemu lagi
أَشُوفَكْ ثَانِيَة
Asyuufak taanyah
أَشُوفَكْ ثَانِيَة
Asyuufak tsaaniyah
سَأَرَاكَ لاَحِقًا
Sa araaka laahiqan
Mengapa kau melihatku seperti itu?
ﺒﺘﺒﺴﻴﻠﻲﻜﺪﺍﻩ ﻟﻴﻪ
Bitbussili kida leyh
ﺒﺘﺒﺴﻴﻠﻲﻫﻜﺬﺍ ﻟﻴﺵ
Bitbussili haakadza liysy
لِمَاذَا تنْظُرُ إليَ هٰكَذَا
Limaadza tandzhuru ilayya haakadza
Saya merasa ada sesuatu yang aneh dalam hatiku
ﺤﺴﻴﺖ ﺒﺤﺎﺠﺔﻏﺮﻴﺑﺔ ﻔﻲﻘﻠﺒﻲ
Hasseyt bihaaga ghariibah fi alby
ﺤﺴﻴﺖ ﺒﺤﺎﺠﺔﻏﺮﻴﺑﺔ ﻔﻲﻘﻠﺒﻲ
Hasseyt bihaaja ghariibah fi qalby
ﺤﺴﺴﺖ ﺑﺸﻴﺊ ﻏﺮﻴﺏ ﻔﻲ ﻘﻟﺒﻲ
Hasastu bi syai in ghariibin fi qalby
Aku mencintaimu
أنَا بَحِبَّك
Ana bahibbak
أنَا بَحِبَّك
Ana bahibbak
أنَا أُحِبُّكَ
Ana uhibbuka
Saya juga
وَأنَا كَمَان
Wanakamaan
وَأنَا كَمَان
Wanakamaan
وَأنَا أَيْضًا
Wa ana aydhan
Kamu pembohong
أنْتَ كَذَّاب
Inta kaddzaab
أنْتَ كَذَّاب
Inta kaddzaab
أنْتَ كَذَّاب
Anta kaddzaabun
Percayalah padaku
صَدِّقْنِي
Shadda’ni
صَدِّقْنِي
Shaddiqni
صَدِّقْنِي
Shaddiqni
Maafkan aku
مَاعَلَيْش
Ma ‘Aleysy
مَاعَلَيْش
Saamihniy
أنَا آسِفٌ
Ana aasifun
Tidak masalah / tidak apa-apa
مَافِيْشْ مُشْكِلَة
Ma fiiysy musykilah
مَافِي مُشْكِلَة
Ma fi musykilah
لَيْسَتْ فِيْهِ مَسْأَلة
Laysat fiihi mas alatun
Silahkan duduk
إتْفَضَّلْ عُدْ
Itfaddhal ‘uud
تَفَضَّلْ بِالْجُلُوْس
Tafaddhal bil juluus
تَفَضَّلْ بِالْجُلُوْس
Tafaddhal biljuluusi
Mau minum apa
ﻋﺎﻭﺯﺤﺎﺠﺔ ﻟﻟﺸﺮﺏ
‘Auz Haaga lissyarb
ﺘﺒﻐﻰ ﺨﺎﺠﺔ ﻟﻟﺸﺮﺏ
Tibgha haaja lissyarb
ﻤﺎﺫﺍ ﺴﺘﺸﺭﺏ
Maadza satasyrab
Tidak usah repot-repot
ﻤﺎ ﺘﺘﻌﺒﺶ ﻨﻔﺴﻚ
Ma tit’absyi nafsak
ﻤﺎ ﺘﺘﻌﺏ ﻨﻔﺴﻚ
Ma tit’ab nafsak
ﻻ ﺪﺍﻋﻴﺔ ﻟﻟﺘﻌﺏ
La daa’iyah litta’bi
Saya mempunyai kabar baru
ﻋﻨﺪﻱ ﺃﺨﺒﺎﺮﺠﺪﻴﺪ
‘Andii akhbaar gadiid
ﻋﻨﺪﻱ ﺃﺨﺒﺎﺮﺠﺪﻴﺪ
‘Indi akhbaar jadiid
ﻋﻨﺪﻱ ﺃﺨﺒﺎﺮﺠﺪﻴﺪ
‘Indii akhbaarun jadiidun
Apa itu?
إِيْه دَاه
Ee daa
إِيْش هِيَ
Iysy hiya
مَاهِيَ
Ma hiya
Baru saja saya melihat seorang cewek cantik
ﺸﻔﺖ ﺃﺤﻟﻰ ﺒﻨﺖ ﻤﻥﺸﻮﻱﱠ
Syuftu ahla bint min syuwayya
ﺸﻔﺖ ﺃﺤﻟﻰ ﺒﻨﺖ ﻤﻥﺸﻮﻱﱠ
Syuftu ahla bint min syuwayya
ﺮﺃﻴﺕ ﺒﻨﺘﺎ ﺠﻤﻴﻟﺔ ﻘﺒﻝ ﻘﻟﻴﻝ
Ra aytu bintan jamiilatan qabla qaliilin
Dimana engkau melihatnya
ﺷﻔﺘﻬﺎ ﻔﻴﻦ
Syuftaha feyn
ﻮﻴﻥ ﺷﻔﺘﻬﺎ
Weyn syuftaha
ﺃﻴﻦ ﺮﺃﻴﺘﻬﺎ
Aina ra aytaha
Bicaralah dengan pelan
ﺇﺘﻜﻟﻡ ﺑﺎﻟﺮﺍﺤﺔ
Itkallim birraaha
ﺗﻜﻟﻢ ﺑﺎﻟﺴﻮﻴﺱ
Takallam bissweys
ﺗﻜﻟﻢ ﺒﺎﻟﺮﺍﺤﺔ
Takallam birraahati
Nanti saja saya telfon kamu karena sekarang saya harus pergi
ﺨﻼﺹﻫﺃﺗﺼﻞ ﺒﻚ ﻋﺸﺎﻥﻫﺄﺮﻮﺡ ﺩﻯﺍﻟﻭﻘﺖ
Khalaash, hattashil bik ‘asyan ha arawwah dil wa’ti
ﺨﻼﺺ ﺴﺄﺘﺼﻝ ﺑﻚ ﻋﺸﺎﻥ ﺴﺄﺮﻮﺡ ﺪ ﻟﺤﻴﻦ
Khalash, sa attashil bik ‘asyaan sa aruuh dilhiin
ﺇﺬﻦ ﺴﺄﺘﺼﻞ ﺒﻚ ﻋﻟﻰ ﺍﻟﻬﺎﺗﻒ ﻷﻨﻲ ﺴﺄﺫﻫﺐ ﺍﻵﻦ
Idzan sa attashilu bika ‘alal haatifi lianny sa adzhabul aana
Saya akan tunggu telfon darimu
ﻫﺄﺴﺘﻥﱠﺘﻠﻔﻮﻨﻙ
Hastanna telfuunak
ﺴﺄﺴﺘﻦﱠﻤﻜﺎﻠﻤﺘﻚ
Sa astanna mukaalamatik
ﺴﺄﻨﺘﻆﺭﺇﺘﺼﺎﻟﻚ
Sa antadzhiru ittishaalaka
Besok kita pergi sama-sama
ﻫﺎ ﻨﺮﻭﺡ ﺒﻜﺮﺓ ﻤﻌﺎ
Hannarwwah bukrah ma’an
ﺴﻨﺭﻮﺡ ﺒﻜﺮﺓ ﺴﻮﻯ ﺴﻮﻯ
Sanruuh bukrah sawa sawa
ﺴﻨﺬﻫﺏ ﻤﻌﺎ ﻏﺪﺍ
Sanadzhabu ma’an ghadan
Jam berapa?
سَاعَة كَمْ
Saa’ah kam
سَاعَة كَمْ
Saa’ah kam
كَمِ السَّاعَة
Kamis-saa’ah
Terserah kamu
عَلَى رَاحْتِكَ
‘Ala rahtak
عَلَى رَاحْتِكَ
‘Ala rahtak
عَلَى رَاحْتِكَ
‘Ala raahatika
Jangan tergesa-gesa / terburu-buru
مَاتِسْتُعْجِلْش
Matista’jilsyi
مَا تَسْتَعْجِل
Ma tista’jil
لاَ تَسْتَعْجِل
La tasta’jil
Di depan rumah
قَدَّامُ الْبَيْت
Uddaamil beyt
قَدَّامُ الْبَيْت
Guddamil beyt
أمَامَ الْبَيْت
Amaamal bayti
Di mana liftnya
فِيْن الأسَانْسِيْر
Feynil asansiir
وَيْن الْمَصْعَد
Weynil mash’ad
أَيْنَ الْمَصْعَدُ
Aynal mash’adu
Hati-hati
خَلِّي بَالَك
Khalli baalak
إحْتَرِسْ
Ihtaris
كُنْ حَذْرًا
Kun Haadziran
Aku rindu padamu
ﻮﺤﺸﻨﻲ ﻮﺤﺸﺘﻴﻧﻲ
Wahisyni / Wahisytiini
ﺃﻨﺎ ﻤُﺸﺘﺎﻖ ﺇﻟﻴﻚ
Ana musytaaq ilayk
ﺃﻨَﺎ ﻤُﺸﺘﺎﻖ ﺇﻟﻴﻚ
Ana musytaaqun ilaika
Mana bapakmu
فِيْن أبُوْك
Feyn abuuk
وَيْن أبُوْك
Weyn abuuk
أيْنَ أَبُوْك
Ayna abuuka
Mana ibumu
مَمْتَك فِيْن
Mamtak feyn
وَيْن أُمَّك
Weyn ummak
أَيْنَ أُمُّكَ Ayna ummuka
Apakah anda telah menikah
إِنْتَ مِتْجَوِّز
Inta mitgawwiz?
أنْتَ مُتَزَوِّجْ؟
Inta mitzawwij?
هَلْ أَنْتَ مُتَزَوِّج
Hal anta mutazawwijun
Saya belum menikah
أنَا لِسَّ مُتَجَوِّز
Ana lissa mitgawwiz
أنَا لِسَّ مُتَزَوِّج
Ana lissa mitzawwij
أَنَا لَمْ أتَزَوَّج
Ana lam atazawwaj
Belum
لِسَّ
Lissa
لِسَّ
Lissa
لَمْ
Lam
Kurang ajar / sedikit adabnya
قَلِيْلُ الأَدَبِ
Aliilul adab
قَلِيْلُ الأَدَبِ
Qaliilul adab
قَلِيْلُ الأَدَبِ
Qaliilul adabi
Saya capek / letih
أنَا تَعْبَان
Ana ta’baan
أنَا تَعْبَان
Ana ta’baan
أنَا تَعْبَان
Ana ta’baanun
Ia sakit
ﻫُﻮَ ﻤَﺮﻴْﺽ
Huwa mariidh
ﻫُﻮَ ﻤَﺮﻴْﺽ
Hua mariidh
ﻫُﻮَ ﻤَﺮﻴْﺽ
Huwa mariidhun
Tidak masuk akal
مُشْ مَعْقُوْل
Musy ma ul
غَيْرُ مَعْقُوْلٌ
Ghair ma’guul
غَيْرُ مَعْقُوْلٌ
Ghairu ma’quul
Saya tidak tahu
أنَا مُشْ عَارِف
Ana musy ‘aarif
أنَا مَافِي مَعْلُوْم
Ana ma fi ma’luum
أنَا لاَأَعْرِف
Ana laa a’rif
Keluar!!
إطْلَق بَرَّه
Ithla’ barrah
أُخْرُج
Ukhruj
أُخْرُج
Ukhruj
Masuk!!
خُشُّ جَوَّة
Khussyu gawwah
خُشُّ جَوَّة
Khussyu jawwah
أُدْخُل
Udkhul

D.    Kesalahpahaman Budaya dan Bahasa Ejekan

a.         Kesalahpahaman budaya
Banyak isyarat non-verbal khas Arab lainnya yang berbeda makna dengan isyarat non-verbal ala Indonesia. Misalnya, sebagai pengganti kata-kata, ‘Tunggu sebentar!‘ atau ‘Sabar dong!‘ ketika dipanggil atau sedang menyeberangi jalan (sementara kendaraan datang mendekat), orang Arab akan menguncupkan semua jari-jari tangannya dengan ujung-ujungnya menghadap ke atas. Ketika bertemu dengan kawan akrab, mereka terbiasa saling merangkul seraya mencium pipi mitranya dengan bibir. Ini suatu perilaku yang dianggap nyeleneh oleh orang lain umumnya, bahkan mungkin juga oleh orang Indonesia. Orang lain yang tidak memahami budaya Arab akan menganggap perilaku tersebut sebagai perilaku homoseksual. Walhasil, jika kita bersama orang Arab, kita harus tahan berdekatan dengan mereka. Bila kita menjauh, orang Arab boleh jadi akan tersinggung karena Anda menyangka bahwa kehadiran fisiknya menjijikkan atau kita dianggap orang yang dingin dan tidak berperasaan. Begitu lazimnya orang Arab saling berdekatan dan bersentuhan sehingga senggol menyenggol itu hal biasa di mana pun di Arab Saudi yang tidak perlu mereka iringi dengan permintaan maaf. [3]

b.      Bahasa ejekan
Sebagaimana yang kita ketahui di pulau jawa ada yang dinamakan dengan bahasa ejekan seperti di jawa timur  kata “ jancok “ dipakai ketika ketika sedang pada seseorang atau ketika kita dalam keadaan jengkel pada seseorang dan hal ini kita sering istilahkan dengan kata mengumpat “ ejek”. Hal seperti ini juga bias kita temui dikalangan orang arab “ arabiyyun” ketika mereka jengkel atau sedang marah terhadap seseorang lantas mereka akan mengumpat pada lawan bicaranya tersebut ,dan untuk bahas ejekan semacam kata “ jancok”. Contoh kata-kata ejekan di arab :
    Mahgrum : gila
    Za’lan
    Qus ummak
BAB III
PENUTUP
J   Kesimpulan
Bahasa Arab dilihat dari ragamnya dapat dibedakan ke dalam dua macam bentuk, yaitu bahasa Arab fusha (ragam standar) dan bahasa Arab‘amiyyah (ragam non-standar).  Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Arab fusha adalah bahasa yang digunakan dalam al Qur-an, situasi-situasi resmi, penggubahan puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan pemikiran (tulisan-tulisan ilmiah). Sedangkan bahasa ‘amiyyah atau yang sering dikenal dengan al-Lahjah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan-urusan biasa (tidak resmi), dan yang diterapkan dalam keseharian (istilah familiarnya bahasa gaul; yarab,,).
Perkembangan bahasa Arab 'amiyah modern dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.      Bahasa Arab tersebar di beberapa negara yang tidak  berbahasa Arab
2.      Faktor sosial politik
3.      Faktor biologis
4.    Letak bunyi dalam kalimat
Berdasarkan tempatnya (dialek geografi), bahasa Arab dibedakan ke dalam dialek Libanon, Iraq, Syiria, Algeria, Maroko, Libya, Sudan, Saudi Arabia, Palestina, dan Mesir. Lebih dari itu, setiap dialek tersebut ternyata memiliki sejumlah sub-subdialek yang beragam pula. Dialek Mesir memiliki dua bentuk dialek yang berbeda, yaitu dialek Mesir bagian Bawah/Hilir (Lower Egyptian) dan dialek Mesir bagian Atas/Hulu (Upper Egyptian).










DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad dkk.2012. Makalah Bahasa Arab Amiyah Syukiyah. Yogyakarta.



[2] Muhammad Ali dkk, Makalah Bahasa Arab Amiyah Syukiyah, (Yogyakarta: 2012)

3 komentar:

  1. حلووووو، احسنتي يا فاطمة الزهراء

    BalasHapus
  2. assalamualaikum. saya nurul , pelajar master di malaysia . kajian saya berkaitan dengan tajuk kajian kamu . boleh atau tidak, saya dapatkan artikel kamu dalam bentuk pdf sebagai rujukan untuk kajian saya ? ini alamat email saya iza_salsabila94@yahoo.com

    BalasHapus