MACAM-MACAM TASYBIH
Disusun Oleh :
M. Ghozali Amrullah 09420165
Fitrah Atsnal Mala 12420005
Fatimah Azzahra Mutmainnah 12420007
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
KATA
PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Macam-macam
Tasybih”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca,
dan kita semua tentang macam-macam tasybih beserta penjelasannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.
Yogyakarta, 24 Februari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Balaghah yang dinamakan pula Qawaidul
Uslub atau Stylistik Ta’limii, merupakan satu cabang Ilmu Bahasa Arab yang
mempelajari qaidah-qaidah mengenai gaya bahasa atau uslub untuk dipergunakan
dalam pembicaraan atau tulisan. Tujuan mempelajarinya yaitu merasakan dan
memahami karya sastra secara mendalam, mengungkapkan segi-segi keindahan seni
dalam sastra, dan sumber pengaruhnya di dalam jiwa, merangsang kemampuan
menyusun kalimat yang baik dan inda menurut pola-pola Balaghah dan merasakan
serta memahami ‘ijazul Qur’an dari segi gaya bahasa atau uslub.
Ilmu Balaghah meliputi tiga bidang ilmu; Ilmu
Bayan, Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badie.[1]Ilmu
Bayan adalah ilmu yang membahas tentang tasybih, majaz dan kinayah. AdapunTasybih
yang macam-macamnya akan dibahas dalam makalah ini adalah menghubungkan sesuatu
hal dengan sesuatu hal yang lainnya, dalan suatu sifat dengan menggunakan adat
(kata-kata khusus) karena suatu tujuan.[2]Dan dalam hal ini penulis ingin sedikit membahas tentang macam-macam tasybih, berikut
penjelasannya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja mcam-macam tasybih?
2.
Berikan penjelasan macam-macam tasybih!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam-macam
Tasybih
1)
Ditinjau
dari “Adatuttasybih”, tasybih itu terbagi menjadi dua:
1.
Tasybih
Mursal
2.
Tasybih
Muakkad
2)
Ditinjau
dari segi “Wajah Syabah” tasybih itu terbagi menjadi empat:
1.
Tasybih
Mujmal
2.
Tasybih
Mufasholat
3.
Tasybih
Tamsil
4.
Tasybih
Ghoir Tamsil
3)
Ditinjau
dari “Adat dan Wajah”, tasybih itu terbagi menjadi dua:
1.
Tasybih
Baligh
2.
Tasybih
Ghoir Baligh
4)
Ditinjau
dari segi “Thorofain, tasybih dibagi menjadi empat:
1.
Tasybih
Maqlub
2.
Tasybih
Ghoir Maqlub
3.
Tasybih
Dlimni
4.
Tasybih
Ghair Dlimni
5)
Menurut
Tharafai tasybih:
1. Tasybih Mufrad
2. Tasybih Taswiyah
3. Tasybih Jama’
4. Tasybih Mutaaddid[3]
B.
Penjelasan
A.
Tasybih
Mursal
Ialah
tasybih yang disebut adatnya seperti kata
أنا كالماء إن
رضيت صفاء * وإذا ما سخطت كنت لههيبا
( Aku laksana air dalam segi bening jika aku suka, dan bila aku
marah aku jadi api)
B.
Tasybih
Muakad
انت نجم فى رفعة وضياء * تجتليك العيون شرقا
وغربا
(Engkau adalah bintang dalam segi tinggi dan terang, dapat
dilihat dari timur dan barat).
C.
Tasybih Mujmal( التشبيه المجمل)
Ialah
Tasybih yang dibuat wajah syabahnya, seperti :
فكأن لذة صوته ودبيبها * سنة تمشى في مفاصل نغس
( Maka enak suaranya dan menyelinap
di dalam tubuh seakan-akan kantuk yang bertamasya dalam tulang sendi orang
ngantuk )
Maksudnya menyerupakan pengaruh lagu merdu yang masuk jiwa dengan pengaruh
kantuk yang menyelinap pada tubuh orang yang sedang mengantuk. Di sini tidak disebut wajah syabah.
D.
Tasybih
Mufashol ( (
التشبيه المفصل
Ialah
Tasybih yang disebut wajah syabahnya seperti kata syair:
كالسيف
في إحدامه والغيث في* ه والغيث في* إرهامه واليث في إقدامه
(Laksana
pedang tajamnya, laksana hujan lebatnya, laksana singa beraninya).
E.
Tasybih
Tamstil (
تشبيه التمثيل )
ينقسم التشبيه باعتبار وجه الشبه إلى تمثيل و
غيرتمثيل فالتمثيل ما كان وجهه منتزعا من متعدد كتشبيه الثريا بعنقود العنب
المنثور.
Tasybih melihat pada wajah syabahnya, terbagi pada:
1.
Tasybih-tamtsil
2.
Tasybih-ghair-tamtsil
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang wajah-syabahnya terambil dari
banyak hal, seperti menyerupakan bintang suraya dengan tandan (tangkai) anggur
yang berhamburan buahnya.
F.
Tasybih
Ghoir Tamsil (التشبيه غيرالتمشيل )
Ialah tasybih
yang wajah syabahnya tidak berbilang, seperti:
وكأن
إيما السيوف بوارق * وعجاج خيلهم سحاب مظلم
(Kilatan pedang
seakan-akan kilat, dan debu kuda mereka seakan-akan mega mendung).
Maksudnya menyamakan pedang yang putih dengan kilat, dan
kepulan pasir yang ditimbulkan oleh kuda-kuda yang berlari cepat dengan mega
mendung.Wajah syabah pada tasybih pertama adalah berkilau-kilauan.Sedang wajah
syabah pada tasybih kedua adalah gelap.
G.
Tasybih
Baligh (التشبيه البليغ )
Ialah
tasybih yang di buang adat dan wajah syabahnya, seperti:
# أنت شمس أنت بدر * أنت نور فوق نور
أنت
إكسير وغالى * أنت مصباح الصدور
(Engkau matahaari, engkau bulan purnama, engkau cahaya di atas
cahaya, engkau emas yang mahal,engkau pelita hati).
# ألنشرمسك والوجوهدنا * نيروأطراف الأكف عنم
(Baunya minyak kesturi,wajahnya uang
dinar,ujung jari langan kayu ‘anam).
Jika yang
dibuang itu hanya salah satu, yakni hanya wajah saja atau adat saja,maka
disebut tasybih baligh juga, hanya nilainya di bawah yang disebut pertama tadi.
H.
Tasybih
Ghair Baligh (
التشبيه غير البليغ )
Ialah tasybih yang disebut wajah dan adatnya, seperti:
هوكا
لليث في الشجاعة
(Kerberaniannya
laksana singa).
I.
Tasybih
Maqlub (التشبيه المقلوب )
: الأمثلة
1.
هذا
الكلام كالعسل
2.
أنت
كالبحر في العلم
3.
البدر
يشبه وجهك
Arti:
1.
Perkataan
ini bagaikan madu
2.
Anda
bagaikan samudra dalam kepintaran
3.
Rembulan
itu bagaikan wajahmu
Keterangan:
Asal di dalam uslub tasybih, المشبه بهhendaklah
lebih kuat dan lebih nyata dibandingkan dengan المشبه, ini agar nilai estetika terpenuhi.Sebagai
contoh; هذا الكلام كالعسل (perkataan ini bagaikan madu), pembicara telah menyamakan
manisnya perkataan dengan manisnya madu. Kita tahu bahwa manisnya madu lebih
kuat dan nyata bila dibanding dengan manisnya apa saja. Demikian juga ketika
kita menyamakan antara seorang dengan samudra; أنت
كالبحر في العلم( andabagaikan
samudra dalam kepintaran). Tentu akan segera kita ketahui bahwa samudra lebih
luas dari apa yang dimiliki oleh manusia. Bahkan ulama balaghah sepakat bahwa;
musyabbah bih hendaknya lebih kuat dan nyata disbanding dengan , musyabbah, ini
agar uslub tasybih terpenuhi dan benar.
Tapi kadang para
sastrawan keluar dari kebiasaan ini, mereka menyamakan yang besar dengan yang
kecil, yang jauh dengan yang dekat, yang sedikit dengan yang banyak, atau yang
lemah dengan yang kuat. Seperti ungkapan;
البدر يشبه وجهك (rembulan itu bagaikan
wajahmu). Kebiasaanya berbunyi وجهك يشبه البدر (wajahmu bagaikan rembulan), dengan alasan
bahwa rembulan itu lebih kuat cahayanya disbanding wajah, atau lebih banyak
cahayanya disbanding wajah seseorang.Namun mengingat pembicara sangat mencintai
kekasihnya, atau terlalu kagum dengan kecantikanya, maka dibaliklah
persamaannya.Maka dibuatlah yang besar menjadi kecil, yang kecil menjadi besar,
hingga dikatakanشبه البدر بوجه حبيبته (rembulan itu bagaikan wajah kekasihnya).
Gaya bahasa
tasybih yang didalamnya terdapat pembalikan peran, dinamakan tasybih maqlub.
Majdi Wahbah (p.101) memberikan definisi tasybih maqlub dengan;
هو وضع المشبه مكان المشبه به بزعم أن وجه الشبه
فيه أقوى منه في المشبه به
(adalah meletakkan musyabbah
pada tempat musyabbah bih, dengan suatu praduga bahwa musyabbah lebih kuat
disbanding dengan musyabbah bih).
Contoh lainnya:
لا أحب
شرب الدم لأنه كالكيتشاف
(Saya tidak mau
minum darah arena seperti kecap).
Dalam kalimat
ini, darah disamakan dengan kecap,padahal seharusnya kebalikannya. Hal ini
adalah untuk menberi kesan si pembaca tidak menyukai kecap.
وبدا
الصباح كأن غرته * وجه الخليفة حين يمتدح
(Telah
terbit fajar, sahaya seolah olah wajah khalifah ketika menerima pujian).
Pada syair ini terangnya fajar terangnya fajar di ibaratkan wajah
khalifah, padahal semestinya sebaliknya.Hal ini untuk memberi gambaran bahwa
wajah khalifah lebih hebat, lebih cemerlang daripada fajar yang sedang
menyingsing.
سارت
بنا السفينة في بحركأنه جدواك
وقدسطع
نورالبدر كأنه جمال محياك
(Berlayarlah kapal bawalah kami kesuatu lautan
yang seperti pemberian tuan; disertai bulan purnama yang bagaikan ketampanan
wajah tuan).
J.
Tasybih
Ghair Maqlub; yaitu tasybih biasa dimana yang menjadi musyabbah dan musyabbah
bih tatap musyabbah bih.
K.
Tasybih
Dlimni (التشبيه الضمنى )
Yaitu tasyibbih dan musyabbah dan musyabbah bihnya (thorofain)
tidak berbentuk.Tasybih biasa, hanya dari susunan kalimat yang seperti itu
terkandung pengertian tasybih.
Contoh:
فإن
تفق الأنام وأنت منهم * فإن المسك بعض دم الغزال
(jika engkau mengungguli semua manusia,
padahal engkau sendiri sebagian dari mereka, tidak apa, kerena minyak kesturi
adalah sebagian dari rusa).
Kata katanya tidak berbentuk tasybih.Tapi dari
kalimat tersebut kita dapat mengambil pengertian tasybih; yakni mennyerupakan
mukhothob, sekalipun asalnya hina tetapi sesudah mencapai derajad tinggi tetap
mulia.
لاتنكرى عطل الكريم من الغنى * فالسيل حرب
للمكان العا لى
(jangan menghina kamu (perempuan) tentang kekosongan orang mulia
dari kekayaan; karena banjir merupakan musuh bagi tempat yang tinggi).
Pada syair ini tidak
terdapat kata kata berbrntuk tasyibih; namun kita mengerti di dalamnya
terkandung pengertian tasyibih yaitu menyerupakan orang mulia dengan tempat yang tinggi,dam menyerupakan
kekayaan dengan banjir yang membawa segala kotoran. Sebaliknya banjir tidak mau
naik ke permukaan yang tinggi,begitu pula kekayaan tidak mau menyertai orang
orang yang mulia, katanya.
وقد
يشيب الفتى وليس عجبا * أنيرى النور في القضيب الرطيب
(kadang kadang pemuda beruban; tetapi tidak aneh ada bunga terlihat
pada pohon yang segar).
Nampaknya tidak ada tasybih, namun kita tau bahwa penyair
menyamarkan uban dengan bunga dan pemuda dengan pohon yang masih hijau (segar).
Jika bunga keliatan di pohon yang hijau tidak aneh, demikian juga jangan di
anggap aneh ada uban di atas kepala pemuda.
من يهن
يسهل الهوان عليه * ما لجرح بميت إيلام
(orang hina; senang saja menerima kehinaan,arena lukapun tidak akan
menyakitkan orang mati).
Tasybih pada syair ini pun tidak tampak jelas, tetapi dapat
dimengerti bahwa penyair brmaksud menyamakan orang hina dengan orang mati,penghinaan
dengan luka,jika luka tidak dirasa sakit oleeh orang mati, maka demikian pula
penghinaan tidak menyakitkan orang hina,malah dia enak enak saja, acuh tak acuh
atas penghinaan itu.[5]
L.
Menurut Tharafai
tasybih:
الأمثلة
1.
وهي تجرى بهم في موج
كالجبال
2.
وثغره
في صفاء – وادمعي كا للا لى
3.
وسهيل
كوجنة الحب فى الو – ن وقلب المحب فى الخفقان
4.
ليل
وبدر وغصن – شعر ووجه وقد
5.
كأن
مثارالنقع فوق رؤوسنا – وأسيافنا ليل تهاوي كواكبه
Artinya :
1.
Allah
Swt berfirman (QS. Hud; 42) : “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka didalam
gelombang laksana gunung”.
2.
Gigi
taring, serta air matanya jernih bagaikan permata.
3.
Dan
bintang meteor itu bagaikan pipi sang kekasih dalam warnanya, serta laksana
hati kekasih dalam getaran.
4.
Malam,
rembulan dan dahan; rambut, wajah dan janggut
5.
Hamburan
debu serta kilatan pedang diatas kepala kita; laksana malam, bintang-bintang
berjatuhan.
Keterangan:
مشبه و مشبه به juga dikenal dengan nama طرفي التشبيه, dan
keduanya harus ada dalam gaya bahasa tasybih. Pada fasal ini akan disampaikan
gaya bahasa tasybih bila dilihat dari aspek tharafai tasybih.
Pada contoh (1), Allah
berfirman dengan menggunakan gaya bahasa tasybih, musyabahnya adalah adalah
lafadz موج
(ombak), dan musyabbah bihnya adalah الجبال (gunung), sedang adat tasybihnya adalah ك. Jumlah musyabbahnya ada satu, dan musyabbah
bihnya juga satu. Gaya bahasa tasybih yang musyabbah serta bihnya satu ( مفرد ) dinamakan tasybih mufrod (تشبيه مفرد ).
Pada contoh (2),
ditemukan musyabbahnya ada dua, yaitu lafadz ثغر (gigi taring) dan ادمع (air mata), sedang musyabbah bihnya ada
satu, yaitu lafadz للا لى (permata). Gaya bahasa tasybih yang musyabbahnya lebih dari
satu sedang musyabbah bihnya ada satu dinamakan tasybih taswiyah ( تشبيه التسويه
).
Pada contoh (3), ditemukan musyabbah ada satu, yaitu lafadz سهيل (bintang meteor), sedang musyabbah bihnya
ada dua, yaitu lafadz جنة الحب (pipi sang kekasih) dan وقلب المحب (hati sang kekasih). Gaya bahasa tasybih
yang musyabbahnya ada satu, sedang musabbah bihnya lebih dari satu dinamakan
tasybih jama ( تشبيه الجمع ).
Pada contoh (4), ditemukan tasbihnya berbilang, yaitu lafadz ليل
(malam), بدر
(rembulan), dan غصن (dahan).Sedang musyabbahbihnya berbilang pula, yaitu lafadz شعر
(rambut), وجه (wajah), dan قد (janggut). Gaya bahasa tasybih yang
musyabbahnya berilang, musyabbah bihnya berbilang juga, dinamakan tasybih
mutaaddid (تشبيه متعدد ).
Pada contoh (5), penyair Basyar Bin Burd di dalam mensifati
peperangan juga menggunakan gaya bahasa tasybih, namun kita tidak menemukan
musyabbah dan musyabbah bihnya nampak jelas seperti pada contoh pertama hingga
keempat. Musyabbah dan musyabbah bih pada contoh kelima bersifat murakkab,
yaitu terdiri dari beberapa hal yang melebur menjadi satu kesatuan utuh yang
tak terpisahkan; suatu keadaan dipadang pasir, yang debunya dihamburkan oleh
kuda-kuda peran, jadilah suasana dimedan perang itu gelap, sementara sang
prajurit menghayunkan pedangnya yang berkilau diatas kepala. Fenomena seperti
itu digambarkan oleh penyair bagaikan malam yang gelap gulita, dan
lintang-lintang saling berjatuhan. Gaya bahasa tasybih yang musyabbah dan
musyabbah bihnya berbentuk murakab, dinamakan tasybih murakab ( تشبيه مركب
).
Dengan demikian dapat dikemukakan, bahwa gaya bahasa tasybih bila
dilihat dari aspek
طرفي التشبيه dapat dibedakan
menjadi lima; tasybih mufrad, tasybih taswiyah, tasybih jama, tasybih
mutaaddid, dan tasybih murakkab.
BAB III
PENUTUP
·
Kesimpulan
Macam-macam Tasybih:
1)
Ditinjau
dari “Adatuttasybih”, tasybih itu terbagi menjadi dua:
1. Tasybih Mursal
2. Tasybih Muakkad
2)
Ditinjau
dari segi “Wajah Syabah” tasybih itu terbagi menjadi empat:
1.
Tasybih
Mujmal
2.
Tasybih
Mufasholat
3.
Tasybih
Tamsil
4.
Tasybih
Ghoir Tamsil
3)
Ditinjau
dari “Adat dan Wajah”, tasybih itu terbagi menjadi dua:
1.
Tasybih Baligh
2.
Tasybih
Ghoir Baligh
4)
Ditinjau
dari segi “Thorofain, tasybih dibagi menjadi empat:
1.
Tasybih Maqlub
2.
Tasybih
Ghoir Maqlub
3.
Tasybih
Dlimni
4.
Tasybih
Ghair Dlimni
5)
Menurut
Tharafai tasybih:
1. Tasybih Mufrad
2. Tasybih Taswiyah
3. Tasybih Jama’
4. Tasybih Mutaaddid
DARTAR PUSTAKA
Muhsin, Wahab.Pokok-pokok Ilmu Balaghah. 1982.Bandung: Penerbit
Angkasa.
Bek, Hifni.Kaidah Tata Bahasa Arab. 1993. Jakarta: Darul Ulum.
Idris, Mardjoko. Ilmu Balaghah Antara Al-Bayan dan Al-Badi. 2007. (Yogyakarta: Penerbit Teras.
Adjun, Ruslan. Balaghah: Ilmu Bayan. 1979. Yogyakarta : Andalas
Press.
LATIHAN SOAL
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1)
Sebutkan dan jelaskan macam-macam Tasybih ditinjau dari “Adatuttasybih”!
2)
Apa yang dimaksud denganTasybih Baligh dan Tasybih Ghoir
Baligh? Dan Berikan
contohnya!
3)
Terjemahkan teks berikut ke dalam Bahasa
Indonesia, dan termasuk macam Tasybih apakah teks tersebut?
وبدا
الصباح كأن غرته * وجه الخليفة حين يمتدح
B. Jodohkan dengan jawaban disebelah kanannya!
1.
|
tasyibbih dan musyabbah dan musyabbah bihnya (thorofain) tidak
berbentuk.
|
Baligh
|
2.
|
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang wajah-syabahnya terambil dari
banyak hal,
|
Dlimni
|
3.
|
tasybih yang di buang adat dan wajah syabahnya
|
Mursal
|
4.
|
tasybih yang disebut adatnya
|
Tamtsil
|
5.
|
Tasybih yang dibuat wajah syabahnya
|
Mujmal
|
C. Isilah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (X)!
1) Perhatikan teks berikut!
فإن
تفق الأنام وأنت منهم * فإن المسك بعض دم الغزال
Teks
diatas merupakan contoh dari tasybih....
a. Mujmal
b. Mursal
c. Dlimni
d. Tamtsil
أنت شمس أنت بدر * أنت نور فوق نور
أنت
إكسير وغالى * أنت مصباح الصدور
2) Teks diatas merupakan contoh dari tamtsil....
a.
Tasybih Mufrad
b.
Tasybih
Mursal
c.
Tasybih
Jama’
d.
Tasybih
Baligh
وبدا
الصباح كأن غرته * وجه الخليفة حين يمتدح
3) Teks diatas merupakan contoh dari tamtsil....
a.
Tasybih Maqlub
b.
Tasybih
Ghoir Maqlub
c.
Tasybih
Dlimni
d.
Tasybih
Ghair Dlimni
JAWABAN
A. Esay
1) macam-macam Tasybih ditinjau dari
“Adatuttasybih”:
a)
Tasybih
Mursal
Ialah tasybih yang disebut adatnya seperti kata
أنا كالماء إن
رضيت صفاء * وإذا ما سخطت كنت لههيبا
(
Aku laksana air dalam segi bening jika aku suka, dan bila aku marah aku jadi
api)
b)
Tasybih
Muakad
Ialah Tasybih yang tidak adanya disebutkan wajah syabahnya, seperti:
انت نجم فى رفعة وضياء * تجتليك العيون شرقا
وغربا
(Engkau adalah bintang dalam segi tinggi dan terang, dapat
dilihat dari timur dan barat).
2) Tasybih Baligh
Ialah
tasybih yang di buang adat dan wajah syabahnya, seperti:
# أنت شمس أنت بدر * أنت نور فوق نور
أنت
إكسير وغالى * أنت مصباح الصدور
(Engkau matahaari, engkau
bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya, engkau emas yang mahal,engkau
pelita hati).
# ألنشرمسك والوجوهدنا * نيروأطراف الأكف عنم
(Baunya minyak
kesturi,wajahnya uang dinar,ujung jari langan
kayu ‘anam).
Sedangkan Tasybih
Ghair Baligh (
التشبيه غير البليغ ) ialah
tasybih yang disebut wajah dan adatnya, seperti:
هوكا
لليث في الشجاعة
(Kerberaniannya laksana singa).
3) Contoh tersebut merupakan contoh tasybih Maqlub.
وبدا
الصباح كأن غرته * وجه الخليفة حين يمتدح
(Telah
terbit fajar, sahaya seolah olah wajah khalifah ketika menerima pujian).
Pada syair ini terangnya fajar terangnya fajar di ibaratkan wajah
khalifah, padahal semestinya sebaliknya.Hal ini untuk memberi gambaran bahwa
wajah khalifah lebih hebat, lebih cemerlang daripada fajar yang sedang
menyingsing.
B. Jodohkan
1) Dhimny
2) Tamtsil
3) Baligh
4) Mursal
5) Mujmal
C. Pilihan Ganda
1) c. Dhimny
2) d. Mursal
3) a. Maqlub
[1]Wahab Muhsin, Pokok-pokok Ilmu Balaghah, (Bandung: Penerbit Angkasa,
1982), Hlm 3
[3] Mardjoko
Idris, Ilmu Balaghah Antara Al-Bayan dan Al-Badi, (Yogyakarta: Penerbit
Teras, 2007) Hlm 16
[4]Ruslan Adjun, Balaghah: Ilmu Bayan, (Yogyakarta : Andalas Press,
1979), Hlm 17
[5]Wahab Muhsin, Pokok-pokok Ilmu Balaghah.. Hlm 31-39
apa beza thorafain sama tharafai?
BalasHapussama je. tapi tharafai tu hazaf nun sbb jadi idhofah. tharafai at-tasybih.
HapusTerimakasih kak blog contoh-contoh nya lebih banyak dari blog lainnya jadi semakin membantu pelajaran balaghah di kelas saya :)
BalasHapusTerimakasih, sangat membantu
BalasHapus