Pages

Rabu, 25 November 2015

BK PERKEMBANGAN

KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING PERKEMBANGAN



Disusun Oleh :

Dyah Marina Arfah                         12420004
Fitrah Atsnal Mala              12420005
Fatimah Azzahra Mutmainnah         12420007
Eka Sri Ramadhani                         12420009


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Konsep Dasar Bimbingan konseling Perkembangan”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca, dan kita semua tentang beserta penjelasannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, 07 Maret 2015


Penyusun










BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sebenarnya secara konseptual Bimbingan dan Konseling yang kita kenal sekarang ini secara implisit sudah berorientasi perkembangan. Semenjak tahun 1970-an, terutama di negara-negara maju (misalnya negara-negara bagian Amerika) mulai berkembang model program Bimbingan dan Konseling Komprehensif.[1]
Rumusan hakikat bimbingan dan konseling pada dasarnya sudah mencerminkan visi perkembangan. Berikut ini adalah salah satu contohnya.
“…Purpose of School Counselors is summarized here as a mission to provide services that ensure an opportunity for all students to learn and develop to their fullest potential.” (Schmidt, 1993:37)
Rumusan tujuan Bimbingan dan Konseling di atas jelas berorientasi perkembangan, yaitu untuk membantu peserta didik mengembangkan diri sesuai potensinya yang penuh/optimal. Pengembangan diri yang penuh dalam ranah :
·           Perkembangan bidang akademis (educational development): keberhasilan dalam studi (akademik), kemampuan dan etos belajar yang tinggi (life long learning abilities).
·           Perkembangan karier (career development): keberhasilan dalam kehidupan karier yang didahului dengan kemampuan mempersiapkan diri (memilih bidang studi dan karier yang tepat, mengembangkan kemampuan yang relevan, menyesuaikan diri dengan tuntutan studi dan karier). Perkembangan karier adalah ‘lifelong process’ yang dimulai sejak pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, masa kerja, hingga purna karya. Proses menuju keberhasilan sepanjang masa karier inilah yang perlu dipersiapkan dan dikelola oleh konselor dengan program bimbingan dan konseling karier.
·           Perkembangan personal-Sosial (personal-social development): menjadi pribadi yang sehat dan dapat hidup bersama orang lain secara sehat. Kondisi yang mencerminkan pribadi yang sehat secara personal-sosial antara lain : pemahaman diri dan penerimaan diri yang sehat, kepercayaan diri yang sehat, kehidupan pribadi bahagia dan puas, memiliki kemampuan berelasi dengan orang lain yang prima (Schmidt, 1993: 37-42).
Persoalannya adalah masih adanya kesenjangan antara konsep dan praktik Bimbingan dan Konseling (yang secara konseptual sudah berorientasi perkembangan, tetapi dalam praktik tidak berorientasi perkembangan). Kesenjangan inilah yang menyebabkan Bimbingan dan Konseling Perkembangan masih relevan dibahas dan diberi penekanan.

B.     Rumusan Masalah
                              1.            Jelaskan sekilas sejarah lahirnya konsep BK Perkembangan!
                              2.            Apa pengertian BK Perkembangan?
                              3.            Apa prinsip dasar BK Perkembangan?
                              4.            Bagaimana implikasi prinsip BK Perkembangan?
                              5.            Apa sajakah fakta­-fakta penting tentang perkembangan siswa?
                              6.            Jelaskan aspek-aspek perkembangan peserta didik!
                              7.            Bagaimana karakteristik umum perkembangan peserta didik?







BAB II
PEMBAHASAN
A.     Sekilas Sejarah Lahirnya Konsep BK Perkembangan
Dalam abad ke-21 peran konselor dan focus  bimbingan dan konseling mengalami perubahan. Perubahan ini merupakan respon atas perubahan dalam diri peserta didik dan lingkungannya.
a.    Pra 1950 fokus perhatian konselor adalah bimbingan karier sebagai respon atas perubahan kultur produksi rumah tangga ke produksi massal yang melibatkan banyak tenaga kerja di dunia industry. Layanan Bimbingan Konseling Karier yang diperkenalkan oleh tokoh-tokoh pencetus BK awal seperti Frank Parson adalah layanan atas peprsoalan Ketenagakerjaan pada masa itu. Parson mendirikan Vocation Bureau di Boston pada tahun 1908 (Baker,2004)
b.    1950-an fokus perhatian konselor adalah perkembangan personal (personal growth)
c.    1960-an fokus perhatian konselor adalah mengembangkan (memperluas,memperdalam) perkembangan individu.
d.    1970an – sekarang fokus perhatian konselor melaksanakan program bimbigan perkembangan komprehensif (Galasi 2004: 146)

B.     Pengertian BK Perkembangan
BK Perkembangan memakai titik pandang (teori) perkembangan dengan alasan BK tidak hanya berurusan dengan perilaku maladaptive dan mencegah perilaku maladaptive tersebut, tetapi lebih-lebih pengembangan perilaku efektif. Sudut pandang ini mengandung konsekuensi yaitu layanan BK tidak hanya disediakan bagi siswa di sekolah, tetapi seluruh individu dalam organisasi dan kultur asal peserta didik, karena perkembangan yang sehat dan optimum individu akan terjadi dalam lingkungan yang sehat. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan dan konseling menuntut BK memberikan layanan secara lebih proaktif melebihi pendekatan krisis, remedial, dan preventif (Kartadinata, 2003).
Asumsi dasar pendekatan BK perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat akan terjadi dalam interaksi yang sehat individu dengan lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan tersebut bagi individu menjadi lingkungan belajar. Being educative for its proportional emphasis is on prevention and improvement, not corrective and therapeutic. Being developmental for its main goal of counseling is to develop human capacity by providing healthy developmental environment (Kartadinata, 2003). Kata sehat dalam hal ini bukan hanya merujuk pada interaksi antara individu dan lingkungan,tetapi lingkungan itu sendiri juga harus sehat,
Bimbingan dan konseling perkembangan dengan demikian dapat diartikan sebagai perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling yang berlandaskan pada teori-teori perkembangan dan bertujuan mengembangkan individu ke arah perkembangan optimal dalam (dan dengan mengembangkan) lingkungan perkembangan yang mendukung.
Positif psychology + Developmental theory
Kerangka Teortik
Bimbingan dan konseling (berorientasi) perkembangan manusia (peserta didik/konseli, lingkungan-lingkungan hidup peserta didik/konseli).
Apa model pengelolaan program yang sesuai?
Manajemen program BK Komprehensif
Level praktik/implementatifA
Level teoritik/pendekatan
 











Gambar: Kerangka Konseptual Bimbingan dan Konseling Perkembangan
C.     Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Prinsip dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan adalah hal mendasar yang diadopsi dari prinsip perkembangan yang menjiwai praktik Bimbingan dan Konseling perkembangan. Berikut ini beberapa prinsip perkembangan yang menjiwai praktik BK Perkembangan.

1.      Perkembangan individu terjadi karena proses belajar dan menghasilkan kematangan. Kematangan (biologis maupun mental) menjadi landasan (kesiapan/readiness) bagi perkembangan berikutnya. Kesiapan ini tidak akan sampai pada perkembangan berikutnya bila tidak ada proses belajar.
2.      Masa peka adalah rentangan waktu tertentu dalam masa perkembangan individu saat semua fungsi dalam diri manusia memiliki kemungkinan berkembang paling optimal. Dengan demikian masa ini harus diberi perhatian. Konsep masa peka berkait pula dengan konsep imprinting yang ditemukan oleh Konrad Lorenz, yaitu (proses belajar) pembentukan perilaku baru yang terjadi karena pemberian stimulus pada saat (usia yang tepat). Konrad Lorenz, menjadi stimulus pertama bagi anak itik berusia 13 dan 16 jam, dan Konrad Lorenz lalu terus diikuti oleh anak itik tersebut, dengan berbaris di belakangnya. Ini terjadi karena pada usia tersebutlah anak itik belajar perilaku baru. Perilaku itik inilah contoh imprinting.
3.      Perkembangan berkesinambungan merupakan perkembangan individu terjadi secara bertahap. Kematangan para fasse sebelumnya melandasi perkembangan berikutnya. Perkembangan individu manusia mengikuti pola tertentu (periodisasi) yang dapat diramlkan. Perkembangan berjalan searah dengan usia kronologis individu manusia. Individu manusia yang berkembang wajar adalah individu yang pertumbuhan (biologis), perkembangan mentalnya sesuai. Misalnya pada usia 6 tahun, seorang anak baru bisa berdiri dan berjalan tertatih-tatih, dan belum bisa mengucapkan satu-dua kata, berarti perkembangan anak ini tidak berjalan normal atau terlambat. Kesesuaian antara usia kronologis dan kemampuan mental (mental age) menjadi ukuran normalitas perkembangan individu manusia.
4.      Penyediaan lingkungan perkembangan. Proses belajar untuk mencapai kematangan terjadi melalui interkasi individu dengan lingkungan.dengan demikian, lingkungan perlu direkayasa agar menjadi lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan individu.









D.    Implikasi Prinsip BK Perkembangan
Program BK Komprehensif (Comprehensive Developmental Gudance Program) adalah implikasi dari prinsip BK perkembangan. Ciri-ciri program BK Komprehensif adalah :
1.      Bimbingan dan Konseling berfungsi berdasarkan kerangka kerja developmental (developmental framework) dan menjadi bagian integral dari (seluruh proses) pendidikan di sekolah (lembaga pendidikan secara umum). Sebagai bagian dari pendidikan, konseling mau tidak mau bervisi developmental.
2.      Mengurangi penekanan (de-emphasize) pada kegiatan administrative klerikal.
3.      Meningkatkan aktivitas layanan bimbingan yang berupa kelompok yang dirancang untuk mendukung siswa mengembangkan kemampuan personal-sosial-edukasional-dan karier.
4.      Proaktif dan preventif : BK perkembangan memberikan layanan yang bertujuan kuratif-remidial sebagai langkah awal untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif selanjutnya. Kondisi baik yang minimal harus dicapai terlebih dulu agar pesrta didik / konseli dapat dibantu mengembangkan perilaku baru yang untuk mencegah berbagai persoalan dan mengembangkan diri. BK perkembangan tidak dipraktikkan dengan menunggu persoalan muncul, tetapi juga melakukan hal-hal lain selain layanan kuratif untuk mengembangkan berbagai macam keterampilan berperilaku efektif. Dan justru usaha inilah yang lebih utama dan seharusnya menyerap perhatian yang lebih besar.
5.      Data awal dipakai sebagai landasan program.  Program BK Komprehensif developmental harus memiliki basis data yang berkualitas. Basis data semacam ini akan mendorong efektivitas program BK (Gysbers & Anderson, 2001 dalam Galassi, 2004). Data berkualitas beserta analisis kebutuhan yang berkualitas menjadi  dasar bagi pengembangan program bimbingan dan konseling yang memiliki tujuan realistis. Tujuan program (visi) BK yang realistis berarti visi atau tujuan tersebut benar-benar merupakan tujuan yang dirumuskan dari kebutuhan nyata siswa di lingkungan tertentu.
Kerangka kerja developmental (berdasarkan teori dan prinsip perkembangan: bertahap) menuntut pengelolaan program bimbingan dan konseling yang komprehensif.
Berikut penjelasan tentang prinsip BK perkembangan beserta implikasinya:[2]
Prinsip BK Perkembangan
Implikasi dalam Praktik
Perkembangan individu terjadi karena proses belajar dan menghasilkan kematangan
·        Bimbingan konseling berorientasi mengembangkan perilaku efektif dalam berbagai bidang (personal,sosial, karier, belajar). Sebab hakikat kematangan adalah mampu melakukan tugas perkembangan. Sehingga BK dilakukan dengan tujuan membantu peserta didik mampu melakukan tugas perkembangan sebagai pribadi , makhluk sosial, mampu mempersiapkan karier, memiliki keterampilan dan etos belajar yang dibutuhkan untuk proses belajar seumur hidup
Masa peka
·        Perkembanga perilaku efektif menjadi tujuan utama fungsi kuratif dilakukan sebagai langkah awal untuk menciptakan kondisi awal yang prima bagi perkembangan berikutnya yang optimal.
Perkembangan berkesinambungan
·        Semua peserta didik di semua jenjang pendidikan dan tingkat kelas harus diberi layanan bimbingan dan konseling sesuai tahap-tahap perkembangan mereka (dalam bidang personal-sosial-karier-edukasional).
·        Sekolah sebagai lembaga pendidikan menyediakan layanan bimbingan yang berkesinambungan (bukan layanan yang terputus-putus atau melompat-lompat seperti yang dipraktikkan di sekolah-sekolah selama ini)
Penyediaan lingkungan perkembangan
·        Bimbingan dan konseling juga dilakukan dalam rangka mempengaruhi pembentukan lingkungan yang signifikan bagi perkembangan siswa seperti keluarga, lingkungan sebaya di sekolah maupun di luar sekolah, komunitas, dan masyarakat.
·        Program bimbingan dan konseling perkembangan harus sistemik. Bimbingan dan konseling di sekolah tidak membatasi diri hanya memberikan pelayanan bagi siswa di sekolah, tetapi juga harus secara kreatif menciptakan berbagai jenis layanan lin di luar sekolah. Lingkungan sekolah dan luar sekolah adalah (sub) sistem yang saling berkaitan dan secara sinergis mempengaruhi perkembangan siswa.
E.     Fakta­-Fakta Penting tentang Perkembangan Siswa
Kematangan dan belajar. Faktor kematangan dan belajar memegang peranan penting dalam perkembangan siswa. Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan. Kematangan memberikan bahan dasar untuk belajar dan menentukan pola-pola umum dan urut-urutan perilaku yang lebih umum. Sementara itu, belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha individu. Belajar tidak dapat berlangsung begitu saja, melainkan ada waktu-waktu dimana individu menjadi siap. Kesiapan untuk belajar menentukan saat kapan belajar itu dapat dan harus dilakukan. Dengan demikian, hubungan antara kematangan dan belajar merupakan penyebab dari perkembangan individu.
Permulaan perkembangan adalah masa kritis. Ada keyakinan bahwa sikap, kebiassan dan perilaku siswa dibentuk pada tahap-tahap pertama dari kehidupannya di dunia. Pola-pola tersebut akan cenderung mapan, tetapi bukan berarti tidak dapat berubah. Perlu ada tiga kondisi dimana perubahan itu cenderung terjadi:
o   Bila siswa memperoleh bimbingan untuk membuat perubahan;
o   Bila orang-orang yang dihargai siswa memperlakukannya dengan cara-cara baru atau berbeda;
o   Bila ada motivasi yang kuat dari siswa untuk membuat perubahan.
Sering sikap, kebiasaan dan perilaku siswa tidak sesuai dengan harapan gurunya.tetapi sering pula gurunya gagal mengubahnya,malahan perilaku tersebut menjadi-jadi,dan gurunya sendiri ditentangnya (baik secara langsung maupun tidak langsung). Bila ini terjadi, masa kritis perkembangan berubah menjadi negatif. Guru pembimbing perlu memberikan jalan keluar. Perlakukanlah mereka secara berbeda-beda daripada orang-orang lain yang telah memperlakukannya. Terima dia sebagaimana adanya, dan teguhkan hasratnya untuk berubah, siapkan dia untuk menghadapi apa yang akan terjadi dengan rencana-rencananya, dan jangan lupa dorong yang bersangkutan senang membuat catatan pada buku hariannya.
Perkembangan siswa mengikuti pola tertentu dan yang dapat diramalkan. Misalnya pola-pola teratur dari perkembangan fisik, bicara dan perkembangan intelektual. Jika kondisi lingkungan (seperti faktor makanan, kesehatan dan pendidikan, dan seterusnya) tidak menghambat, perkembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum. Tetapi sering kondisi tersebut tidak terpenuhi, dan oleh karena itu, ada tugas tambahan bagi guru pembimbing untuk mengkaji pola perkembangan siswa tertentu. Ini karena tidak adanya kejelasan yang menyatakan bahwa individu-individu memiliki pola perkembanganny sendiri walaupun ternyata bahwa laju perkembangan dari satu indvidu dengan individu lainnya adalah berbeda.
Setiap individu siswa berbeda, bahkan pada kasus bayi kembar, dan bahkan perbedaan-perbedaan itu makin bertambah bukannya mengurang sesuai dengan perkembangannya. Oleh karena itu, orang tidak dapat meramalkan secara tepat bagaimana orang akan mereaksi terhadap suatu situasi sekalipun ada informasi yang cukup tentang kemampuannya, dan sekalipun diketahui bagaimana orang pada umumnya berperilaku pada situasi yang sama. Juga seseorang tidak dapat mengharapkan hasil yang sama dari orang lain dengan perkembangan usia dan intelektual yang sama. Akhirnya, perbedaan individual justru berarti karena perbedaan ini diperlukan bagi individualitas dalam pembentukan kepribadian. Individualitas siswa bukan hanya membuat yang bersangkutan menyenangkan, tetapi juga memungkinkan kemajuan sosial.
Perkembangan siswa memiliki karakteristik perilaku. Siswa sekolah menengah berusia sekitar 12 sampai 18/19 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa puber dan masa remaja. Masa ini dicirikan oleh perilaku-perilaku yang spesifik.
Tahap perkembangan siswa mempunyai resiko. Ada bukti yang kuat bahwa periode tersebut memiliki resiko perkembangan, sebagaimana periode-periode yang lain, entah berasal dari fisik, psikologis, atau lingkungan, maupun masalah-masalah penyesuaian yang tidak dapat dihindari. Yang penting disini adalah sadar akan resiko tersebut untuk memungkinkan mencegah atau sekurang-kurangnya mengurangi resiko. Hal ini penting karena cara yang dipakai untuk mengatasi resiko mempunyai dampak yang besar terhadap penyesuaian pribadi dan sosial mereka.
Perkembangan siswa dibantu rangsangan. Sebagaimana dikemukakan, perkembangan dimungkinkan karena factor belajar. Itu artinya perkembangan itu dibantu oleh adanya rangsangan. Jadi, masih banyak yang dilakukan untuk membantu perkembangan seoptimal mungkin. Ini dapat dilakukan antara lain dengan merangsang perkembangan yang secara langsung mendorong siswa untuk mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses perkembangannya.
Perkembangan siswa dipengaruhi oleh perubahan budaya. Oleh karena perkembangan siswa dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan dalam standar-standar tersebut akan mempengaruhi pola perkembangannya. Contoh kecil kurikulum sekolah.contoh yang lebih luas, misalnya di masa lalu standar pola perilaku anak laki-laki dalam banyak hal sangat berbeda dari standar perilaku yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Siswa-siswa yang dibesarkan dalam keluarga dengan satu orang tua (ayah-ibu) belajar menyesuaikan dengan standar perilaku yang dapat diterima secara budaya bagi keluarga seperti itu standar yang dalam banyak hal berbeda dari standar yang berlaku dalam keluarga dengan dua orng tua atau lebih. [3]
F.      Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik
Secara umum, perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan kedalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.[4]
*      Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliptu perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: perumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, horomon, dll.), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
*      Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Menurut Piaget (Sarlito, 1991: 81) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan berikut ini.
a)      Masa sensori motorik (0,0-2,5 tahun)
Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks mencari puting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.
b)      Masa Praoperasionnal (2,0-7,0 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melaukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihatvdokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.
c)      Masa konkreto praoperasional (7,0-11 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal)
d)      Masa operasional (11,0-dewasa)
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Misalnya, mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada mainan B maka ia dapat menyimpulkan mainan paling mahal dan yang paling murah.[5]
*      Perkembangan aspek psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.
G.    Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik
                              1.            Karakteristik anak usia Sekolah Dasar (SD)
Anak-anak sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan seuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
                              2.            Karakteristik anak usia Sekolah Menengah (SMP)
Karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP, yaitu:
o   Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi atau berat badan.
o   Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
o   Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
o   Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa,
o   Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
o   Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
o   Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
                              3.            Karakteristik anak usia Remaja (SMP/SMA)
o   Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebbaya.
o   Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
o   Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
o   Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
o   Memilih dan mempersiapkan karir di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
o   Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
o   Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara.
o   Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
o   Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
o   Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.


 
BAB III
PENUTUP
o  Kesimpulan
Dalam abad ke-21 peran konselor dan focus  bimbingan dan konseling mengalami perubahan. Perubahan ini merupakan respon atas perubahan dalam diri peserta didik dan lingkungannya.
Bimbingan dan konseling perkembangan diartikan sebagai perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling yang berlandaskan pada teori-teori perkembangan dan bertujuan mengembangkan individu ke arah perkembangan optimal dalam (dan dengan mengembangkan) lingkungan perkembangan yang mendukung.
Beberapa prinsip perkembangan yang menjiwai praktik BK Perkembangan: perkembangan individu, masa peka, perkembangan berkesinambungan dan penyediaan lingkungan perkembangan.
Program BK Komprehensif (Comprehensive Developmental Gudance Program) adalah implikasi dari prinsip BK perkembangan. Ciri-ciri program BK Komprehensif adalah : Bimbingan dan Konseling berfungsi berdasarkan kerangka kerja developmental (developmental framework,  konseling bervisi developmental, mengurangi penekanan (de-emphasize) pada kegiatan administrative klerikal, meningkatkan aktivitas layanan bimbingan yang berupa kelompok yang dirancang untuk mendukung siswa mengembangkan kemampuan personal-sosial-edukasional-dan karier, proaktif dan preventif   dan data awal dipakai sebagai landasan program. 
Secara umum, perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan kedalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.




DAFTAR PUSTAKA
Santoadi, Fajar. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
.Ridwan. 1998. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosydakarya.
Fatimah, Enung. 2010.  Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.




[1] Fajar Santoadi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2010), hlm. 25.
[2] Ibid., hlm. 26-31.
[3]  Drs.Ridwan, M. Pd, Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm
[4] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, 2011), Hlm 33
[5] Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hlm 24-25 

1 komentar:

  1. Casino Promo Code | $10 FREE + $10 No Deposit Bonus
    › blog › casino-promo › blog › casino-promo Casino Promo Code: Code: $10 FREE + $10 No Deposit Bonus · 100% deposit match 목포 출장마사지 up to $20 · $20 free 구미 출장안마 spins bonus · 경상북도 출장마사지 10% match up to 동두천 출장마사지 $1,000 matched deposit 제주도 출장샵 bonus · 10%

    BalasHapus