Pages

Kamis, 08 September 2016

KELAHIRAN DAN AWAL PERTUMBUHAN ISLAM (BANGSA ARAB PRA-ISLAM)

KELAHIRAN DAN AWAL PERTUMBUHAN ISLAM (BANGSA ARAB PRA-ISLAM)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOIMfn0hZy8tNo1Ou2ma4HoqtDvOJ4rYQTz6YnJvHvgPT8LzM5AFsc24YGN3ug3TkxzK2zRgBp2GIgfAMSyDX0SoXUAl3wad8cyiEP6tN-tk6nnzkxH0JkXcudb0zZScHUE-62hCW-0Fw/s280/logo+UIN+Suka.jpg

Disusun Oleh :

Fatimah Azzahra Mutmainnah      12420007
Siti Maryam                                  12420008



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebelum datang agama Islam, bangsa Arab telah mempunyai berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak, hukum-hukum dan peraturan-peraturan hidup.
Jadinya agama baru ini datang kepada kepada bangsa yang bukan bangsa baru. Maka bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliah, peraturan-peraturan Islam dengan peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam. Kemudian terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-pertarungan ini baru dapat kita alami, kalau kita telah ada pengetahuan  dan pengalaman sekadarnya, tentang kehidupan bangsa Arab, sebelum datangnya agama Islam.
Cara semacam ini perlu juga kita pakai, bilamana kita hendak memperkatakan masuknya agama Islam ke Indonesia, Mesir  atau Siria. Kita harus mengetahui sekadarnya keadaan negeri-negeri ini sebelum datangnya agama Islam, karena pengetahuan kita tentang hal itu akan menolong kita untuk mengenal dengan jelas, betapa caranya masing-masing ini menyambut kedatangan Islam.[1]
Menurut sebagian ahli sejarah, tahun 610 M merupakan titik awal kemunculan Islam sebagai agama samawi dengan Muhammad Saw,− seseorang pedagang di Kota Mekkah. Tokoh ini kemudian disebut Nabi, pengemban risalah (Rasulullah), membawa kebenaran yang termanifestasikan dari dirinya sebagai sumber agama yaitu al-Sunnah, bersifat tafsili sesudah Al-Quran, bersifat mujmal. Kata Gerhard Andress, ketika menggambarkan ketokohan Nabi tersebut. ‘bagaikan cahaya di pagi hari’, memancarkan sesuatu menjadi lebih berarti dan setiap perbuatan selama hayatnya menjadi rujukan waktu itu dan masyarakat sesudahnya.[2]

B.     Rumusan Masalah
                  1.            Apa  pengertian Jahiliyah?
                  2.            Jelaskan Jazirah Arab secara geografis!
                  3.            Bagaimana  struktur masyarakat Arab?
                  4.            Bagaimana sistem ekonomi, agama, politik, seni budaya masyarakat Arab?
                  5.            Jelaskan tentang kelahiran Nabi Muhammad!

























BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Jahiliyah
Kata-kata “Arab jahiliah” sering digunakan, namun sering pula pengertian mengenai “jahiliah” itu salah.Terkadang ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “Arab jahiliah” yaitu bangsa Arab yang bodoh.Pengertian ini jelas tidak tepat.
Dari uraian terdahulu sangat jelas, bahwa orang-orang Arab sebelum islam (orang Arab jahiliah) tidaklah bodoh mereka pintar dan cerdas.
Seorang pujangga Arab Syiria, Jarji Zaidan, membagi masa jahiliah kepada dua masa, yaitu:
1.         Arab jahiliah pertama (Al-Arabul Jahiliyatul Ula) yaitu zaman sebelum sejarah sampai abad kelima masehi.
2.         Arab jahiliah kedua ( Al-Arabul Jahiliyatul Tsaniyah), yaitu dari abad kelima Miladiah sampai lahirnya Islam.
Apabila diperhatikan, bangsa Arab pada kedua zaman tersebut tidak semuanya bodoh. Seorang penulis dan ahli sejarah Islam terkenal, Ahmad Amin, memberi definisi mengenai “Arab Jahiliah”, yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah diketahui bahwa itu benar.
Menurut Ahmad Amin, jahiliah bukanlah jahl yang berarti “tiada ilmu”, namun jahl dalam pengertian safah, ghadhab, anfah (sedai, berang, tolol). Jadi, lebih tepatnya jahiliah yang dimaksud adalah jahiliyah (bodoh) dalam hal menerima kebenaran ajaran agama yang lurus dan benar[3].
Kata jahiliah berasal dari kata jahl, tetapi yang dimaksud disini bukan jahl lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm. Bangsa Arab sebelum Islam sudah mengenal dasar-dasar beberapa cabang ilmu pengetahuan, bahkan dalam hal seni sastra mereka telah mencapai tingkat kemajuan yang pesat. Akan tetapi, karena kemerosotan moral melanda mereka, maka label jahiliah diberikan kepada mereka. Syair-syair Arab Jahili amat kaya dengan informasi yang berkaitan dengan peradaban mereka itu. Tentu saja al-Quran merupakan sumber yang paling bisa dipercaya mengenai moral bangsa Arab menjelang dan pada saat dakwah Islam mulai diserukan.
B.   Jazirah Arab Secara Geografis
Negeri Arabia terletak disebelah barat daya asia, dan merupakan semenanjung yang dikelilingi laut dari tiga jurusan: laut merah, laut hindia, dan teluk Persia.
Disebelah barat berbatas dengan Laut Merah, di sebelah selatan dengan lautan Hindia, di sebelah timur  dengan teluk Arab dan di sebelah utara dengan Gurun Irak dan Gurun Syam (Gurun  Siria). Panjangnya 1.000 km dan lebarnaya kira-kira 1000 km.
Jazirah Arab itu terbagi atas dua bagian:
                                       1.            Bagian tengah
                                       2.            Bagian tepi.
Bagian tengah terdiri dari tanah pegunungan yang amat jarang dituruni hujan, penduduknya pun sedikit sekali, yaitu terdiri dari kaum pengembara yang selalu berpindah-pindah tempat, menuruti turunnya hujan, dan mencari padang-padang yang ditumbuhi rumput tempat menggembalakan binatang ternak.
Penduduk bagian tengah Jazirah Arab disebut kaum Badui, yaitu penduduk gurun (padang pasir). Binatang ternak yang amat penting bagi kehidupan mereka adalah unta, yang oleh mereka diberi nama “Safinatus Shahra” (Bahtera padnag pasir), dan biri-biri. Biri-biri ini adalah salah satu dari bahan hidup yang terpenting bagi mereka. Air susu biri-biri itu diminum, dagingnya untuk dimakan, kulitnya untuk pakaian, dari bulunya mereka buat pakaian dan kemah.
Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi atas dua bagian:
                                       1.            Bagian utara, disebut “Najed”
                                       2.            Bagian selatan,disebut “Al-Ahqaf”
Bagian selatanpenduduknya amat sedikit, oleh karenanya bagian itu dikenal dengan nama ‘Ar Rab’ul Khali” (tempat yang sunyi).
Adapun Jazirah Arab bagian tepi adalah sebuah pita kecil yang melingkari  Jazirah Arab itu. Hanya dipertemukan Laut Merah dengan Laut Hindia pita itu agak lebar.
Pada Jazirah Arab bagian tepi itu, boleh dikatakan hujan turun dengan teratur. Oleh karena itu penduduknya tiada mengembara, melainkan menetap di tempatnya. Mereka mendirikan kota-kota dan kerajaan-kerajaan, dan sempat pula membina berbagai macam kebudayaan. Oleh karena itu mereka disebut “Ahlul Hadhar” (Penduduk Negeri).
Negeri-negeri Arabia pada umumnya terdiri dari padang pasir( sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang subur.
Para ahli geografi purba membagi jazirah Arabia sebagai berikut
a)         Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak disebelah barat daya lembah syiria.
b)        Arabia Deserta, yaitu daerah syiria sendiri.
c)         Arabia Felix. Yaitu negeri Yaman, yang dikenal dengan nama “bumi hujau”.
Adapun ahli sejarah membagi penduduk jazirah Arabia sebagai berikut:
1.        Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum Ad, dan samud. Di antara kabilah mereka yang termasyhur, yaitu Ad, Samud Thasam, Jadis, dan Jurham.
2.        Arab Baqiyah (bangsa arab yang masih lestari), dan mereka terbagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut:
a.              Arab aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan tanah air mereka yaitu yaman. Diantara kabilah-kabilah mereka yang terkenal, yaitu Jurham, ya’rab, dan dari Ya’rab itu lahirlah suku-suku kahlan dan Himyar.
b.             Arab Musta’rabah, mereka adalah bagian besar pendududk Arabia, dari dusun sampai ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah Jazirah Arabia dan negeri Hijaz smapai ke lembah syiria. Mereka dinamakan Arab Musta’rabah Karenapada waktu Jurham dari suku Qahthaniyah mendiami mekah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. Serta ibunya, dimana kemudian Ibrahim dan putra-putranya mempelajarai bahasa Arab.
Dari merekalah kemudian timbul bermacam kaum dan suku Arab, termasuk kaum Quraisy, yang tumbuh dari induk suku Adnan.[4]

C.   Struktur Masyarakat Arab
Dalam struktur masyarakat Arab terdapat kabilah sebagai intinya. Ia adalah organisasi keluarga besar yang biasanya hubungan antaranya anggota-anggotanya terikat oleh pertalian darah. (nasab). Akan tetapi, adakalanya hubungan seseorang dengan kabilahnya disebabkan oleh ikatan perkawinan, suaka politik atau karena sumpah setia. Kabilah dalam masyarakat Badwi, di sanping merupakan ikatan keluarga juga merupakan ikatan politik. Sebuah kabilah dipimpin oleh seorang kepala yang disebut syaikh al-kabilah, yang biasanya dipilih dari salah seorang anggota yang usianya paling tua. Solidaritas kesukuan atau ‘ashabiyah qabaliyah dalam kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam terkenal amat kuat. Hal ini diwujudkan dalam bentuk proteksi kabilah atau seluruh anggota kabilahnya. Kesalahan seorang anggota kabilah terhadap kabilah lain menjadi tanggung jawab kabilahnya, sehingga ancaman terhadap  salah seorang anggota kabilah berarti ancaman terhadap kabilah yang bersangkutan. Oleh karena itu, perselisihan perorangan acapkali melahirkan peperangan yang berlangsung lama. Dalam masyarakat yang suka berperang nilai wanita menjadi rendah. Selain itu, akibat perang yang terus menerus kebudayaan mereka tidak berkembang.[5]

D.   Sistem Ekonomi, Agama, Politik, Seni Budaya, Intelektual dan Bahasa Masyarakat Arab
#      Ekonomi
Bangsa Arab jahiliah memiliki beberapa pasar tempat mereka berkumpul untuk melakukan transaksi jual beli dan membacakan syair. Pasar-pasar itu terletak di dekat Mekah, yang terpenting diantaranya ialah Ukaz, Majinnah dan Dzul Majaz. Kabilah Quraisy terkenal sebagai pedagang yang menguasai jalur niaga Yaman-Hijaz-Syria. Mereka juga mendominasi perdagangan lokal dengan memanfaatkan kehadiran penziarah Ka’bah, terutama pada musim haji.

Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka yang terpenting itu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengiim kafilah dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas kafilah dagang mereka menuju ke syiria.
Perdagangan yang paling ramai di kota Mekah yaitu selama musim “ Pasar Ukaz” yaitu pada bulan Zulqaidah, Zulhijah dan Muharram. Adapun keadaan social mereka, terdapat beberapa segi yang baik danada pula yang buruk.Segi- segi yang baik, misalnya setia kepada kawan dan setia kepada janji, menghormati tamu, tolong-menolong antar anggota kabilah.Segi-segi yang buruk misalnya merendahkan derajat wanita, suku bermusuhan lantara masalah sepele.
#      Agama
Sebagian besar bangsa Arab Jahiliyahadalah penyembah berhala. Setiap kabilah memiliki patung sendiri, sehingga tidak kurang dari 360 patung bertengger di Ka’bah yang suci itu. Ada empat patung yang terkenal, yaitu Lata, Uzza, Manah dan Hubal milik kabilah Quraisy. Sebenarnya mereka percaya kepada Allah sebagai Pencipta, Pengatur dan Penguasa alam semesta, sekalipun mereka inkar tentang hidup sesudah mati. Mereka menyembah patung dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kepercayaan kepada Allah itu merupakan sisi ajaran tauhid yang dibawa oleh Ibrahim as.
Selain penyembah berhala, ada beberapa kabilah yang tergolong Shabiah atau penyembah bintang, penyembah binatang, penyembah jin, disamping mereka yang percaya bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Tuhan.
Di kalangan penduduk Hirah dan Ghassasinah tersebar agama Nasrani melalui Bizantium, demikian pula di Najran agama ini masuk melalui Habsyi. Pusat-pusat agama Yahudi terdapat di Taima, Wadi al-Qura, Fadk, Khaibar dan yang terpenting adalah Yatsrib. Dalam pada itu, di bagian timur Jazirah Arab yang berbatasan dengan Persia tersebar agama Majusi. Semua agama dan kepercayaan itu terdesak oleh Islam ketika ajaran Tauhid ini memancarkan sinarnya dari jantung jazirah Arab pada abad ketujuh Masehi.
#      Politik
Masyarakat Arab pada zaman jahiliah tidak memiliki pemerintahan seperti sekarang.Mereka hanya memiliki pimpinan yang mengurus berbagai hal dalam keadaan perang dan damai.Sering terjadi perang antarkaum, antarkabilah, dan antarsuku. Bahkan terkadang ada perang yang terjadi sampai puluhan tahun, misalnya:
1.    Perang Busus: perang ini terjadi antar kabilah Bakar dengan kabilah Taghlib selama 40 tahun, hanya disebabkan perselisihan mengenai seekor unta.
2.    Perang Dahis, perang ini terjadi antara pimpinan suku Al- Ghubara dan suku Dahis, juga selam 40 tahun, hanya lantaran beberapa perselisihan kecil.
3.    Perang Fujar, perang ini terjadi kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul. Perang terjadi antara kabilah dan suku, terjadi selama bulan haram, pada masa berlangsungnya “ Pasar Ukaz”. Masalah perang hanya disebabkan amsalah kecil, yaitu mengenai seekor unta yang disembelih.
Sudah sejak lama sebelum Islam Ka’bah selalu dikunjungi oleh bangsa Arab dari seluruh penjuru jazirah untuk melaksanakan ibadah haji. Oleh karena itu, di Mekah berdirilah pemerintahan untuk melindungi janaah haji dan menjamin keamanan serta keselamatan mereka. Ditetapkan pula kesepakatan larangan berperang di kota itu, di samping larangan berperang selama bulan-bulan tertentu.
Beberapa kabilah yang pernah menguasai Mekah antara lain Amaliqah, Jurhum, Khuza’ah dan yang terakhir adalah Quraisy. Qushai merebut kekuasaan dari tangan Khuza’ah pada sekitar tahun 400 M. Qushai mendirikan dar al-nadwah untuk tempat bermusyawarah bagi penduduk Mekah. Selain itu, ia juga mengatur urusan-urusan yang berkaitan dengan Ka’bah dengan membentuk al-siyaqah, al-rifadah, al-liwa dan al-hijabah. Keempat badan ini secara turun menurun dipegang oleh anak cucu Qushai sampai kepada Abd al-Muthalib, kakek Rasulullah saw.
#      Seni Budaya
Sastra mempunyai arti penting dalam kehidupan bangsa Arab. Mereka mengabdikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap tahun di pasar seni Ukaz, Majinnah, dan Dzul Majaz. Bagi yang memiliki syair yang bagus, ia akan diberi hadiah, dan mendapatkan kehormatan bagi suku dan kabilahnya serta syairnya digantung di Ka’bah. Tujuh syair terbaik (al-muallaq al-sab’ah) kemudian ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Ka’bah dekat patung pujaan mereka. Menurut catatan sejarah, bangsa Arab adalah bangsa yang mempunyai kemampuan menghafal yang sangat tinggi, khususnya hafalan terhadap syair-syair.
#      Intelektual
Sekalipun jazirah Arabia, terutama Hijaz dan Najd, terpencil dari dunia luar, namun mereka memiliki daya intelektual ayng sangat cerdas.Bukti dari kecerdasan mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan social.Bukti kecerdasan akal mereka dalam ilmu pengetahuan dan seni bahasa dapat dikemukakan sebagai berikut.
a.         Ilmu Astronomi. Bangsa Kaidah (Babilon) adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. Mereka telah menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara Persia menyerbu negara Babilon, sebagian besar dari mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi ke negeri-negeri Arab. Adri merekalah orang Arab mempelajari ilmu astronomi.
b.         Ilmu Meteorologi. Mereka menguasai ilmu cuaca atau ilmu iklim (meteorology) yang alam istilah mereka waktu itu disebut al-anwa wa mahabburriyah atau istilah bahsa Arab modern disebut adh-dhawahirul jauwiyah.
c.         Ilmu Mitologi. Ini semacam ilmu mengetahui beberapa kemungkinan  terjadinya peristiwa seperti perang, damai, dan sebagainya, yang didasarkan pada bintang-bintang. Seperti halnya orang-orang Arab purba, maka mereka pun menuhankan bintang-bintang, amtahari dan bulan. Atas pemberian tahu dari tuhannya maka mereka mengetahui sesuatu.
d.        Ilmu Tenung. Ilmu tenung juga dikembangkan pada mereka, dan ilmu ini dibawa oleh bangsa Kaldan (Babilon) ke tanah Arab. Kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dalam kalangan mereka.
e.         Ilmu Thib (kedokteran), ilmu thib ini berasal dari bangsa Kaldan (Babilon). Mereka mengadakan percobaan penyembuhan orang-orang sakit, yaitu dengan menempatkan orang sakit ditepi jalan, kemudian mereka menanyakan kepada siapa pun yang melalui jalan tersebut mengenai obatnya, lalu dicatat. Dengan percobaan terus-menerus akhirnya mereka mendapat ilmu pengobatan bagi orang sakit.
Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh para tukang tenung, kemudian dukun tabib hingga akhirnya berkembang. Ilmu kedokteran dari bangsa Babilon diambil oleh bangsa lain, termasuk oleh orang Arab, sehingga ilmu tersebut menjadi berkembang di kalangan bangsa Arab.
#      Bahasa
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa .bangsa Arab sebelum islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya.Syair-syair mereka sangat banyak.Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Setiap tahun di “ Pasar Ukaz” diadakan deklamasi sejak yang sangat luas dalam  bidang bahasa dan seni bahasa kebudayaan mereka sangat maju.
·                      Khithabah
Khithabah (retorika) sangat maju, dan inilah satu-satunya alat komunikasi yang sangat luas medannya.Di samping sebagai penyair, bangsa Arab Jahiliah pun sangat fasih berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat derajat tinggi dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
·                     Majlis Al-Adab dan Sauqu Ukaz
Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab jahiliah, yaitu mengadakan majlis atau nadwah (klub), di tempat inilah mereka meendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita dan sebagainya. Terkenallah dalam kalangan mereka “ Nadi Quraisy” dan “ Darun Nadwah” yang berdiri disamping ka’bah.
            Di samping itu mereka mengadakan aswaq (pekan) pada waktu tertentu, dibeberapa tempat dalam negeri Arab.Tiap-tiap ada sauq berkumpullah para saudagar dengan barang dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya, ahli pidato dengan khutbah-khutbahnya, dan sebagainya. Adapun yang sangat terkenal diantara aswaq mereka yaitu sauqu Ukaz atau “Pasar Ukaz” yang diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekah menuju ke Thaif.[6]
















E.    Kelahiran Nabi Muhammad
Rasulullah saw lahir dikalangan bangsawan Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah ibn Abd al-Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Garis nasab ayah dan ibunya bertemu pada Kilab ibn Murrah. Apabila ditarik ke atas, silsilah beliau sampai kepada Ismail as. Akan tetapi nama-nama nenek-nenek moyan beliau yang diketahui dengan jelas sampai Adnan, sampai kepada Ismail tidak diketahui dengan pasti.
Kabilah Quraisy bertambah harum ketika Qushai menjadi penguasa atas Mekah setelah berhasil mengalahkan Bani Khuza’ah. Hal ini berarti pengembalian tanggung jawab atas penjagaan dan pemeliharaan Ka’bah kepada keturunan Ismail. Penguasaan atas Mekah, baik berkaitan dengan kegiatan niaga maupun keagamaan, menjadikan kabilah Quraisy berpengaruh besar tidak saja di Mekah dan sekitarnya, melainkan di Jazirah Arab seluruhnya. Kabilah Quraisy dipandang mulia tidak hanya oleh mereka yang bertempat tinggal tetap, tetapi dihormati pula mereka yang secara nnomaden. Oleh karena itu, mereka selalu aman dari gangguan penyamun padang pasir yang ditakuti oleh kafilah-kafilah yang lalu lalang di pedalaman jazirah Arab.[7]
Ketika tanggung jawab pemeliharaan Ka’bah dan pelayanan terhadap para penziarah rumah suci berada di atas pundak Abd al-Muthalib ibn Hasyim, Mekah diserang oleh Abrahah yang bermaksud meruntuhkan Ka’bah. Ka’bah yang setiap musim dikunjungi oleh para penziarah dari seluruh penjuru Jazirah Arab, menjadikan kota Mekah tidak hanya penting secara politis, tetapi menguntungkan pula dari sisi ekonomi. Hal inilah yang mendorong Abrahah melakukan serangan itu. Akan tetapi, serangan ini gagal karena pasukan tentara penyerang itu diserang wabah penyakit yang mengerikan. Tahun ketika terjadi penyerangan tersebut disebut Tahun Gajah karena Abrahah ketika itu memimpin pasukannya dengan menunggang seekor gajah yang besar.  
Rasulullah saw dilahirkan sebagai yatim pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571. Ayahnya, sudah wafattiga bulan setelah menikahi ibunya. Abd al-Muthalib memberi nama cucunya itu Muhammad, nama yang sampai pada saat itu tidak lazim di kalangan orang Arab saat itu. Beliau disusui beberapa hari oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab, kemudian dilanjutkan penyusuan dan pegasuhannya oleh Halimah binti Dzuaib dari kabilah Bani Sa’d. Kendatipun hanya beberapa hari Tsuwaibah menyusuinya, beliau pelihara terus silaturahim dengannya, demikian pula budi baik keluarga Halimah al-sa’diyah tidak pernah dilupakan sepanjang hayatnya. Ketika berusia lima tahun, beliau dikembalikan kepada Aminah. Akan tetapi, setahun kemudian ibu kandung yang amat dicintainya inipun wafat. Abd al-Muthalib melanjutkan pengasuhan atas cucunya sampai kakek yang bijak ini wafat dua tahun kemudian. Tanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan Muhammad saw selanjutnya dipikul oleh Abu Thalib, salah seorang putera Abd al-Muthalib yang paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekah. 















BAB III
PENUTUP
*      Kata jahiliah berasal dari kata jahl, tetapi yang dimaksud disini bukan jahl lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm. Bangsa Arab sebelum Islam sudah mengenal dasar-dasar beberapa cabang ilmu pengetahuan, bahkan dalam hal seni sastra mereka telah mencapai tingkat kemajuan yang pesat. Akan tetapi, karena kemerosotan moral melanda mereka, maka label jahiliah diberikan kepada mereka.
*      Disebelah barat, Jazirah Arab berbatas dengan Laut Merah, di sebelah selatan dengan lautan Hindia, di sebelah timur  dengan teluk Arab dan di sebelah utara dengan Gurun Irak dan Gurun Syam (Gurun  Siria). Panjangnya 1.000 km dan lebarnaya kira-kira 1000 km.
*      Dalam struktur masyarakat Arab terdapat kabilah sebagai intinya. Ia adalah organisasi keluarga besar yang biasanya hubungan antaranya anggota-anggotanya terikat oleh pertalian darah. (nasab).
*      Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka yang terpenting itu perdagangan.
*      Sebagian besar bangsa Arab Jahiliyah adalah penyembah berhala.
*      Sastra mempunyai arti penting dalam kehidupan bangsa Arab. Mereka mengabdikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap tahun di pasar seni Ukaz, Majinnah, dan Dzul Majaz.
*      Di Mekah didirikan pemerintahan untuk melindungi janaah haji dan menjamin keamanan serta keselamatan mereka. Ditetapkan pula kesepakatan larangan berperang di kota itu, di samping larangan berperang selama bulan-bulan tertentu.
*      Rasulullah saw dilahirkan sebagai yatim pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571. Ayahnya, sudah wafat tiga bulan setelah menikahi ibunya.




DARTAR PUSTAKA

Syalabi.Sejarah Kebudayaan Islam. 2003. Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru.
Rusydi Sulaiman, Rusydi. 2014. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Munir Amin, Samsul. 2009.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2009.
Maryam, Siti. 2004. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Lesfi.
A Malik, Maman. 2005 Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Pokja Akademik Uin Sunan Kalijaga.
























[1]Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003), hlm 27
[2]Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014),  hlm 165
[3] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009 ),  hlm 62.
[4]Ibid, hlm 55
[5]Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Lesfi, 2004), hlm 19
[6]Ibid, hlm 61
[7] Maman A Malik, Sejarah Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pokja Akademik Uin Sunan Kalijaga ,2005), hlm. 39-40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar